PT ASDP Indonesia Ferry semakin serius menerapkan digitalisasi bisnis jasa pelabuhan dan penyeberangan. Mulai 1 Maret 2020, pembelian tiket tidak dapat dilakukan secara langsung alias go show di 35 pelabuhan milik perusahaan pelat merah ini.
Sebagai penggantinya, Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry Ira Puspitadewi menjelaskan pembelian tiket bisa dibeli di beberapa gerai offline, seperti melalui Kantor Pos Indonesia, Alfamart, atau melalui aplikasi pembelian tiket milik ASDP. Menurutnya, pembelian tiket melalui Pos Indonesia masih sangat revelan untuk daerah-daerah yang jauh dari kota.
"Dulu masih manual, seperti beli tiket bus jaman dulu. Sebentar lagi basisnya akan elektronik," kata Ira, saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (6/2).
Meski demikian dia menjelaskan bahwa digitalisasi ini merupakan perjalanan panjang, sehingga perlu dilakukan secara bertahap. Untuk menerapkan digitalisasi penjualan tiket pada 35 pelabuhannya Ira menyebutkan akan butuh waktu 1 - 1,5 tahun.
(Baca: Erick Thohir Tunjuk Dua Direktur Baru ASDP Indonesia Ferry)
Adapun pembayarannya bisa melalui dompet digital LinkAja, atau bank-bank milik negara, diantaranya Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Mandiri. Dengan adanya digitalisasi ini, diharapkan terjadi peningkatan jumlah penumpang.
Dari 35 pelabuhan yang akan di-digitalisasi di antaranya, Labuan Bajo, Bitung, Mamuju, Telaga Punggur, Kamal, Rote, Tanjung Kelian, Galala, Larantuka, Penajam, Tanjung Serdang, Batulicin, Lembar, Panciran, Tanjung Uban.
Sebetulnya, pembelian tiket secara offline telah diterapkan di di empat belabuhan pada tahun lalu, yaitu di Pelabuhan Merak, Pelabuhan Bakauheni, Pelabuhan Ketapang, dan Pelabuhan Gili Manuk.
"Kami baru mulai pada lebaran tahun lalu. Jadi lebaran yang akan datang tidak ada yang antre berjam-jam," ujarnya.
(Baca: Jokowi Tinjau Infrastruktur dan Resmikan Hotel BUMN di Labuan Bajo)