Belum ada yang mengetahui kapan pandemi virus corona akan berakhir. Namun, ada peluang ekonomi yang masih bisa bergerak di tengah pandemi ini. Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri memberikan tips dalam membangun bisnis startup dalam kondisi pandemi corona.
Ia mengakui bahwa kondisi yang terjadi saat ini berat. Namun, hal ini bukan berarti tidak ada peluang yang bisa diambil oleh masyarakat. Pengusaha bisa membentuk usaha rintisan (startup) dalam bidang teknologi untuk membantu persebaran informasi tentang ketersediaan barang.
Sebagai contoh, minimnya ketersediaan masker di tengah wabah ini. Masyarakat pasti berupaya mengumpulkan informasi mengenai ketersediaan barang tersebut, dan startup bisa memfasilitasinya. Kelangkaan masker hanya terjadi di toko tertentu saja, sedangkan toko lain masih memiliki stok masker.
(Baca: Transaksi Non-Tunai Startup Besutan Salim Group Naik 129% Saat Pandemi)
Selain masker, pemberian informasi juga dapat dilakukan untuk produk makanan dan produk farmasi lainnya. Sebab, kedua sektor tersebut tengah memiliki permintaan yang tinggi di tengah corona.
Chatib mengatakan, keunggulan teknologi dapat menciptakan peluang untuk meratakan permintaan di berbagai wilayah. Konsep tersebut juga telah diterapkan oleh Gojek yang menyediakan jasa untuk mempertemukan pengemudi dan penumpang secara merata di berbagai wilayah.
Mantan Menteri Keuangan era Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini juga menyoroti peluang dari aktivitas yang bisa dilakukan secara online. Saat ini, ada sejumlah aktivitas yang dialihkan menjadi secara online seperti pertunjukan musik, rapat kantor, dan aktivitas lainnya.
(Baca: Sisi Minus Stimulus Rp 405 Triliun dalam Penanganan Virus Corona)
Ada juga peluang bisnis untuk layanan belanja online di bidang groceries (bahan makanan). Usaha jenis ini juga dinilai mendukung anjuran pemerintah untuk membatasi kontak sosial guna mencegah penularan corona. "Kalau menggunakan kreativitas, banyak aktivitas yang bisa dilakukan online," ujar dia.
Namun, ia berpesan kepada para startup untuk tidak menggunakan pola bisnis bakar uang di tengah virus corona. Sebab, sumber pembiayaan saat ini tengah terbatas. "Tidak bisa lagi gunakan Gross Merchandise Value (GMV). Harus berpikir keuntungan," ujarnya.
(Baca: Startup-startup yang Panen Transaksi dan Rugi Akibat Pandemi Corona)
Chatib menyarankan, startup dapat membatasi pengeluaran operasional namun tetap memperhitungkan variable cost, seperti membayar gaji karyawan. Cara tersebut dinilai tepat agar bisnis startup dapat bertahan di tengah corona.
(Baca: Startup-startup yang Panen Transaksi dan Rugi Akibat Pandemi Corona)