Imbas Rusuh Aksi 22 Mei, Pasar Tanah Abang Kehilangan Omzet Rp 200 M

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Suasana di pasar Tanah Abang,  Jakarta Pusat (21/5).
Penulis: Ekarina
22/5/2019, 19.37 WIB

Kerusuhan yang berlangsung di Jakarta telah mengganggu kegiatan ekonomi di sekitar pusat perbelanjaan Pasar Tanah Abang. Pertokoan di kawasan tersebut tutup sepanjang hari ini. Potensi transaksi penjualan yang hilangpun ditaksir mencapai ratusan miliar.

Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan, pada hari biasa, transaksi perdagangan di Pasar Tanah Abang mencapai Rp 100-Rp 200 miliar per hari. Sedangkan untuk peak season seperti saat menjelang Lebaran seperti sekarang, perputaran uang di kawasan tersebut umumnya meningkat 20%-30%.

"Dengan tutupnya pasar, potensi penjualan yang hilang bisa sekitar Rp 200 miliar," kata Arif kepada katadata.co.id  lewat sambungan telepon, Rabu (22/5). Adapun pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara yang berdiri sejak 1735 tersebut kini menampung sekitar 17 ribu pedagang.

(Baca: Kerusuhan 22 Mei, Aktivitas Pusat Belanja kawasan Thamrin Terhenti)

Arif berharap, situasi di Jakarta kembali kondusif sehingga aktivitas perdagangan di pasar Tanah Abang bisa kembali berjalan dan perekonomian stabil.

Kerusuhan terjadi di beberapa titik di Jakarta pada Selasa (21/5) malam hingga Rabu (22/5) dini hari. Kepolisian menduga kerusuhan dipicu oleh massa perusuh bayaran. Massa perusuh berhasil didorong mundur aparat dari sekitar kantor Bawaslu  ke Tanah Abang. Namun, massa dilaporkan sempat bertahan di sekitar Tanah Abang dan melakukan perlawanan dengan menyerang aparat menggunakan batu dan petasan.

(Baca: Waktu Demonstrasi Telah Habis, Massa di Depan Bawaslu Ricuh)

Pada Rabu (22/5) sore, kerusuhan dilaporkan kembali terjadi. Massa yang melakukan aksi di sekitar kantor Bawaslu menolak membubarkan diri, meskipun waktu demonstrasi sudah habis. Massa melemparkan benda-benda di sekitarnya, seperti botol minum, hingga cone pembatas jalan. Mereka juga menyalakan petasan dan membakar ban di tengah kerumunan.

Pertokoan Sekitar Thamrin Tutup

Sejumlah pertokoan dan pusat belanja di sekitar Jalan Thamrin, Jakarta, juga tutup sementara waktu untuk mengantisipasi memburuknya situasi keamanan. Grand Indonesia misalnya hanya buka sampai pukul 15.00 sore tadi.

"Untuk antisipasi kerusuhan, tenant kami memutuskan tutup lebih awal karena karyawannya dipulangkan," kata Public Relations Grand Indonesia Annisa Hazarini kepada katadata.co.id, Rabu (22/5).

Menurut dia, sebagian tenant tutup sehari penuh, sedangkan sebagian lainnya tutup mulai pukul 15.00. Terkait pengunjung, diakui Nisa jumlahnya relatif menurun dibandingkan hari biasa. "Cukup sepi, tidak terlalu banyak seperti biasanya," ujarnya.

(Baca: Antisipasi Kerusuhan 22 Mei, Starbucks-Planet Sports Tutup Sementara)

Pusat belanja Sarinah juga ditutup selama satu hari penuh. Penutupan lantaran lokasi Sarinah berhadapan langsung dengan gedung Bawaslu, pusat aksi massa 22 Mei 2019.

Presiden Direktur Sarinah Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa mengatakan pihaknya belum bisa menghitung jumlah kerugian akibat penutupan pusat belanja Sarinah sepanjang hari ini. Namun, rata-rata omzet per hari di pusat belanja tersebut mencapai ratusan juta.

"Rata-rata omzet mencapai Rp 400-500 juta dalam kondisi hari biasa," ujarnya.

(Baca: Aksi 22 Mei Diduga Ditunggangi, Kapolri Minta Masyarakat Tenang)

Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan situasi yang tidak kondusif di sebagian wilayah ibu kota menyebabkan pengamanan diperketat, tak terkecuali di sejumlah pertokoan yang dekat dengan lokasi aksi massa.