Pembahasan antara pemerintah dan Inpex Corporation tentang pengembangan Blok Masela mendekati tahap akhir. Pengamat energi berharap progres positif tersebut mampu menstimulus percepatan pembahasan untuk proyek pengembangan lapangan migas lainnya, seperti Indonesia Deep Water Development (IDD) tahap II.
Pembahasan antara pemerintah dan Chevron tentang rencana pengembangan (PoD) proyek IDD tahap II dilaporkan berjalan alot. "Mudah-mudahan dapat berpengaruh secara postif dalam artian proyek IDD bisa berjalan kembali," kata Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan saat dihubungi Katadata.co.id, Senin (17/6).
Menurut dia, kesepakatan investasi untuk pengembangan Blok Masela yang mencapai US$ 20 miliar menunjukkan investasi hulu migas di Indonesia masih diminati. Maka itu, ia pun optimistis pembahasan mengenai pengembangan proyek IDD bisa segera rampung. "Saya cukup optimis bisa rampung tahun ini," ujarnya.
(Baca: SKK Migas dan Inpex Teken Kesepakatan Pengembangan Blok Masela)
Senada, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro juga berharap PoD proyek IDD bisa segera diputuskan, setelah PoD Blok Masela. Adapun PoD Blok Masela ditargetkan untuk disahkan pada akhir Juni ini. "Semoga saja (IDD) segera," ujarnya.
Sebelumnya, Senior Vice President Policy and Government and Public Affairs PT Chevron Pacific Indonesia Wahyu Budiarto mengatakan pihaknya bersama pemerintah masih membahas mengenai nilai keekonomian proyek lapangan migas di laut dalam tersebut.
"Bahwa yang kami anggap keekonomian, belum tentu keekonomian buat negara. Apa yang menurut negara cukup untuk kontraktor belum tentu cukup buat kami. Jadi ini masih jalan," ujarnya akhir Mei lalu.
(Baca: Jonan Bertemu Pimpinan Chevron di Houston Bahas Proyek IDD)
Meski begitu, menurut dia, sudah ada perkembangan positif dalam pembicaraan antara Chevron dan pemerintah. Namun, ia tidak memerinci perkembangan tersebut. "Agak alot, tapi progres-nya sih sudah bagus," ujarnya.
Chevron sebetulnya sudah mendapat persetujuan PoD dari pemerintah pada 2008. Dalam PoD awal, nilai investasinya sekitar US$ 6,9 miliar sampai US$ 7 miliar. Namun, PoD harus direvisi karena harga minyak naik.
Pada 2013, Chevron mengajukan angka investasi US$ 12 miliar. Namun, proposal itu tidak disetujui pemerintah. Pada akhir 2015, Chevron kembali mengajukan revisi dengan nilai investasi US$ 9 miliar dan permintaan insentif investment credit di atas 100%. Proposal itu kembali ditolak pemerintah.