RI Berpotensi Salip Malaysia, Isi Pasar Minyak Sawit India

ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA
Buruh kelapa sawit di perkebunan kawasan Cimulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Indonesia berpeluang mengambil alih pasar minyak sawit Malaysia di India.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
28/2/2020, 15.51 WIB

Ekspor minyak kelapa sawit (CPO) beserta turunannya asal Indonesia ke India berpotensi meningkat menjadi 9 juta ton. Hal tersebut dapat terjadi seiring dengan langkah pembatasan impor minyak sawit India dari Malaysia.

Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Togar Sitanggang mengatakan, kebijakan tersebut memberi peluang bagi Indonesia untuk mengambil alih sebagian pangsa ekspor sawit Malaysia. 

"Porsi Malaysia sebesar 2 juta ton hilang saat ini. Jadi ekspor kita ke India mencapai 9 juta ton itu bisa saja terjadi," kata Togar di Jakarta, beberapa waktu lalu. 

(Baca: Ekspor Berpotensi Terimbas Corona, Gapki: Konsumsi Sawit Tertolong B30)

Menurutnya, saat ini rata-rata ekspor minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia dan turunannya ke Negeri Bollywood mencapai 7 juta ton. 

Sebagaimana diketahui, India mulai membatasi impor minyak sawit olahan (refined palm oil dan palmolein) Malaysia sejak Januari 2020. Dengan demikian, impor minyak sawit olahan di India membutuhkan izin dari pemerintah.

Bila kebijakan terhadap Malaysia berlangsung hingga akhir tahun, ekspor minyak sawit Indonesia dan turunannya bisa saja meningkat. Namun, untuk meraih potensi tersebut juga tak serta merta terjadi. Sebab, Indonesia juga perlu mendapat dukungan izin atau lisensi dari pemerintah India untuk mengimpor CPO dan turunannya.

"Yang pasti ini menjadi keunggulan kita," ujar dia.

Sebagaimana diketahui, total impor minyak nabati India mencapai 9 juta ton secara tahunan. Kebutuhan tersebut dipenuhi dari Indonesia dan Malaysia, sebagai dua negara produsen sawit terbesar dunia.

(Baca: India Terbitkan Izin Impor 1,1 Juta Ton Minyak Sawit Indonesia)

Beberapa waktu lalu, India telah menerbitkan izin impor 1,1 juta ton refined bleached deodorized (RBD) palm olein  atau turunan produk olahan minyak sawit dari Indonesia. Langkah tersebut dinilai mengejutkan industri di tengah langkah pembtasan impor minyak sawit dari Malaysia.

Dengan pembelian kembali minyak sawit olahan, hal ini akan meningkatkan total impor minyak sawit India. Padahal sebelumnya, India menempatkan minyak sawit dan palmolein dalam daftar barang-barang yang dilarang impor pada 8 Januari 2020.

Dikutip dari Reuters, sumber yang mengetahui hal ini mengatakan, kebijakan pelarangan tersebut merupakan upaya balasan India atas kritik Malaysia terhadap tindakan di Kashmir.

Langkah tersebut mendorong para pedagang untuk meminta izin Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri (DGFT) untuk mengimpor palmolein. Adapun saat ini diperkirakan ada lebih dari 100 aplikasi izin impor di kementerian perdagangan India.

DGFT telah menerbitkan lisensi impor untuk 1,1 juta ton palmolein yang disuling kepada pedagang berdasarkan aplikasi mereka, kata seorang pejabat pemerintah dan tiga pedagang kepada Reuters.

"New Delhi memberikan izin untuk mengimpor palmolein olahan hanya dari Indonesia," kata seorang pejabat pemerintah.

Reporter: Rizky Alika