Sanggah Luhut, Pengusaha Ragu Bisnis Wisata Pulih Cepat dari Corona

ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/foc.
Ilustrasi, suasana kawasan wisata Pantai Kuta yang ditutup sementara. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menilai, industri pariwisata sulit pulih paska meredanya pandemi Covid-19.
29/4/2020, 14.12 WIB

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) membantah pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, yang menyatakan industri pariwisata paling cepat pulih setelah dihantam pandemi virus corona (Covid-19).

PHRI berargumen, adanya pandemi Covid-19 yang memukul hampir seluruh kalangan masyarakat, membuat minat untuk wisata akan menurun meski pandemi Covid-19 telah mereda.

Wakil Ketua Umum PHRI Sutrisno Iwantono mengatakan, kondisi tersebut bakal diperburuk dengan menurunnya kepercayaan wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia dalam waktu yang belum dapat ditentukan. Alhasil, untuk memulihkan industri ini diperkirakan masih membutuhkan waktu yang cukup lama.

"Masih ada potensi penularan kembali seperti di Tiongkok dan Singapura yang kena gelombang kedua. Jadi, jika dikatakan pariwisata mampu pulih cepat saya meragukan itu," kata Sutrisno, kepada Katadata.co.id, Rabu (29/4).

Efek pandemi Covid-19 terhadap industri pariwisata memang tergolong signifikan, terlihat dari penutupan ribuan hotel yang akhirnya berujung pada tindakan merumahkan karyawan hingga keadaan kembali normal.

(Baca: Kadin: Sektor Pariwisata Paling Terdampak Corona, Ribuan Hotel Tutup)

Berdasarkan catatan PHRI hingga 7 April 2020, setidaknya ada 1.266 hotel yang tutup dengan jumlah karyawan yang dirumahkan mencapai 150.000 orang di seluruh Indonesia.

Pemulihan industri pariwsata akan sepenuhnya tergantung dari upaya penanganan Covid-19 saat ini, serta bagaimana penanganan efek pandemi corona setelah situasi mereda. Sutrisno menyatakan, semakin cepat pandemi Covid-19 ditangani, maka semakin cepat pula bisnis kembali pulih.

Sebelumnya, Luhut melontarkan keyakinan pariwisata menjadi sektor yang paling cepat bangkit. Alasannya, pulihnya beberapa negara episentrum virus corona, seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan, akan mendorong arus wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia.

Di sisi lain, pemerintah juga mendorong sektor pariwisata segera pulih karena jumlah tenaga kerja yang cukup banyak. Tercatat ada sekitar 18 juta jiwa masyarakat Indonesia yang bekerja di industri pariwisata.

Pemerintah pun akan bernegosiasi dengan pihak perbankan untuk menunda bunga bank kepada pelaku usaha sektor pariwisata. Selain itu, pemerintah akan meningkatkan fasilitas kesehatan di destinasi wisata demi menjamin keamanan seluruh masyarakat.

(Baca: Luhut Sebut Industri Pariwisata Bisa Cepat Pulih dari Krisis Corona)

Reporter: Tri Kurnia Yunianto