Hasil Survei: Kondisi Ekonomi Tetap Positif Usai Pilkada DKI

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Petugas KPPS melakukan penghitungan suara Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di TPS 8, Kebon Melati, Jakarta, Rabu (19/4).
Penulis: Asep Wijaya
Editor: Pingit Aria
8/6/2017, 21.49 WIB

Panasnya suhu politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta sempat menimbulkan berbagai kekhawatiran. Namun, usai Pilkada, persepsi masyarakat Indonesia terhadap ekonomi nasional nyatanya tetap positif.

Penilaian itu disampaikan Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) berdasarkan hasil survei mengenai "Politik Nasional Pasca Pilkada DKI Jakarta". Survei ini melibatkan 1.500 responden di seluruh Indonesia dengan tingkat kesalahan 2,5 persen.

“Stabilitas ekonomi pasca Pilkada DKI Jakarta bahkan semakin dipersepsi positif oleh 53,9 persen responden yang menilai ekonomi rumah tangga mereka sekarang akan lebih baik pada tahun depan,” kata Direktur Eksekutif SMRC, Djayadi Hanan dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (8/6).

Hasil survei menunjukkan, 40,5 persen responden menilai kondisi ekonomi rumah tangganya pada Mei 2017 lebih baik daripada tahun lalu. Sementara 31,6 persen responden merasa tidak ada perubahan dan hanya 22,6 persen menganggap situasi ekonomi rumah tangganya saat ini lebih buruk daripada tahun lalu.

(Baca juga:  Investasi dan Ekspor Naik, BI Ramal Ekonomi Kuartal II Lebih Tinggi)

Persepsi kondisi ekonomi rumah tangga yang stabil juga sejalan dengan persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi nasional saat ini dibanding tahun lalu. Sebanyak 39,0 persen merasa kondisi ekonomi nasional sekarang lebih baik daripada tahun lalu dan 31,2 persen menilai tidak ada perubahan.

Lebih lanjut, Djayadi, mengatakan, persepsi ekonomi nasional paralel dengan tingkat inflasi. Ini terlihat dari tren perkembangan inflasi sejak pelantikan Presiden Joko Widodo yang bergerak turun hingga 4,17 pada April 2017.

“Biasanya persepsi masyarakat terhadap ekonomi akan negatif bilamana inflasi meningkat, nah karena inflasi turun, maka persepsi masyarakat positif, makanya ini paralel,” ujarnya.

Tapi temuan SMRC soal inflasi ini ditanggapi berbeda oleh Wakil Ketua Umum Gerindra, Ferry Juliantono. Menurutnya, inflasi yang terlihat stabil ini disebabkan oleh daya beli yang rendah dari masyarakat.

(Baca juga:  Dihadiri Megawati, Jokowi Lantik Lima Gubernur Baru)

 “Faktanya bisa kita lihat di pusat perbelanjaan yang biasanya ramai sekarang terlihat relatif berkurang kerumunannya, ini ada penurunan kualitas hidup” kata Ferry.

Ketiadaan gejolak politik, katanya, tidak terlepas dari faktor Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto yang menjaga hubungan saling menghormati dengan Presiden Joko Widodo. “Ini tidak ada gonjang-ganjing karena ketolong Pak Prabowo yang menjaga stabilitas,” katanya.

Pada Pilkada DKI Jakarta, muncul spekulasi terjadi perubahan politik nasional di tingkat massa. Survei oleh SMRC ini dilakukan sebagai satu bagian dari survei untuk menjawab keresahan atas massa depan NKRI.

Arah perjalanan bangsa secara umum dipandang ke arah yang benar dengan 74,8 persen dan hanya 14,6 persen yang menilai sedang berjalan salah. “Kalau dilihat dari trennya sejak 2010, tidak terjadi perubahan signifikan mengenai arah negara ini sebelum dan sesudah Pilkada DKI Jakarta,” kata Djayadi.