Pemerintah mencatat, 36.619 orang hadir di Sidang tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia. Acara ini tercatat menciptakan 32 ribu lapangan kerja. Sementara okupansi hotel di Bali mencapai 70-80%.
"Dengan asumsi penerimaan peserta 19 ribu orang saja, pertumbuhan ekonomi Bali (diproyeksi) 6,54%. Tapi kalau begini pasti akan lebih besar dari itu," kata Ketua Panitia Nasional Sidang Tahunan IMF-Bank Dunia Luhut Binsar Pandjaitan di Bali Art, Bali, Sabtu (13/10).
Untuk kelancaran acara, pemerintah telah memperlebar pelataran pesawat atau apron Bandara Ngurah Rai. Alhasil, ada tambahan kapasitas penumpang pesawat hingga 1,2 juta per tahun.
Sejalan dengan kondisi ini, Luhut optimistis neraca jasa bisa meningkat. Yang pada akhirnya, hal ini akan memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD) yang diproyeksi berada di level 2-2,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) di 2018.
(Baca juga: "Winter is Coming", IMF Ingin Negara Berkembang Naikkan Iuran Anggota)
Di sisi lain, pemerintah menegaskan bahwa anggaran penyelenggaraan forum IMF-Bank Dunia ini sudah dihemat. Ia menyampaikan, anggaran yang terpakai untuk penyelenggaraan pertemuan ini baru Rp 566 miliar atau sekitar 66,1% dari alokasi awal Rp 855,6 miliar.
"Itu pun mungkin kami akan turunkan lagi. Kami nego supaya (pengeluaran) yang kecil-kecil itu tidak perlu. Setelah audit, kami akan tahu berapa, kemungkinan dibawah Rp 500 miliar," katanya.
Pada kesempatan itu, Gubernur Bali I Wayan Koster memperkirakan, penyelenggaraan ini meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bali. "Tanpa sidang tahunan ini 5,98%. Dengan ini saya yakin bisa menjadi 6,52% atau lebih. Ini adalah anugerah bagi Bali," kata dia.
Dalam jangka panjang, penyelenggaran sidang tahunan IMF-Bank Dunia yang dianggap berhasil ini juga akan meningkatkan citra pariwisata Bali. "Ini (peserta sidang tahunan) akan menjadi juru bicara dari masing-masing negara untuk menceritakan tentang Bali dan Indonesia," katanya.
(Baca juga: IMF: Perang Dagang Bisa Turunkan 1% PDB Dunia dalam 2 Tahun)