Dari BES hingga Wisata Medis, Buleleng Terus Berinovasi

Situs Kab. Buleleng
Penulis: Arsip - Tim Publikasi Katadata
30/1/2019, 13.55 WIB

Pemerintah Kabupaten Buleleng terus melakukan inovasi. Kini, warga Buleleng yang sakit dan kesulitan pergi ke rumah sakit, bisa dengan mudah mendapat layanan pengobatan.

 

Dengan Buleleng Emergency Service (BES), sistem penanggulangan gawat darurat terpadu yang dikelola Dinas Kesehatan bekerja sama dengan rumah sakit umum, swasta, serta Puskesmas, siap untuk melayani masyarakat. 

 

“BES memiliki mobilitas tinggi sampai ke pelosok desa, sehingga bisa memberi pertolongan pertama yang cepat dan kami harapkan dapat menekan angka kematian pasien,” kata Kepala Dinas Kesehatan Buleleng, dr. I Gusti Nyoman Mahapramana.

 

Total ada 30 mobil BES yang disiapkan untuk melayani warga. Warga bisa menghubungi (0362) 23333 dan petugas call center akan meminta keterangan lebih lanjut tentang kasus gawat darurat yang terjadi.  Selanjutnya, mobil BES yang sudah dilengkapi dengan para medis dan sejumlah peralatan kesehatan, akan mendatangi pasien.

 

“Jika bisa ditangani di lokasi akan langsung diobati. Kalau tidak, akan langsung dirujuk dan dibawa ke rumah sakit,” Pramana menambahkan.

 

Dalam pelaksanaannya, BES mampu meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, khususnya untuk pelayanan rujukan. Selama periode 2013 hingga 2017, jumlah pasien yang dirujuk terus mengalami peningkatan. Pada 2013 misalnya, jumlah pasien yang dirujuk mencapai 41.122 orang dan pada 2017 meningkat menjadi 75.567 orang. Pada 2018, jumlah pasien yang dirujuk turun menjadi 33.408 orang.

 

BES meraih Bali Otonomi Award (BOA) untuk kategori pelayanan kesehatan dari Bali Institute of Pro Otonomi (BIPro) pada  2017. 

 

Inovasi bidang kesehatan lainnya yang dilakukan adalah melibatkan berbagai pihak, mulai dari lembaga swadaya masyarakat, swasta melalui CSR, dan masyarakat melalui pengembangan masalah kesehatan.

 

Pemerintah Kabupaten Buleleng menilai masalah kesehatan adalah masalah bersama. Lewat Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), masyarakat pun dilibatkan dalam pelayanan kesehatan.

 

Bersama Dinas Pariwisata, Dinas Kesehatan juga tengah mengembangkan inovasi wisata medis, yaitu wisata medis dan wisata kebugaran. Wisata medis mencakup layanan pencegahan dan pengobatan. Sedangkan wisata kebugaran meliputi layanan medical checkup, mandi air panas, spa, akupuntur, dan berbagai layanan kebugaran khas Bali.

 

Para tenaga terlatih untuk wisata medis kini tengah memperluas kemampuan berbagai bahasa asing, termasuk Bahasa Mandarin dan Jepang.

Sektor pariwisata pun tengah berbenah. Pemerintah Kabupaten Buleleng mengembangkan empat Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Kepala Dinas Pariwisata, Nyoman Sutrisna, menjelaskan saat ini sudah ada KSPN Wanagiri, bekerja sama dengan Kabupaten Tabanan, meliputi Danau Buyan, Tamblingan, dan Bedugul.

 

KSPN Bali Utara untuk pengelolaan Lovina dari hulu ke hilir, didukung oleh Desa Baliaga. KSPN Pemuteran sudah meraih penghargaan atas pengelolaan terumbu karang dengan Metode Biorock. KSPN Taman Nasional Bali Barat bekerja sama dengan Kabupaten Jembrana.

 

Nyoman menambahkan, pada 2017 Buleleng mendapat juara ke-3 kategori Festival Pariwisata Terpopuler, Top Destination in the World, serta Gold Tri Hita Karana Awards dan Accreditation (Gold THK). Pada 2018, Buleleng meraih Yokatta Wonderful Indonesia Tourism Awards.

 

Buleleng memiliki 40 Kelompok Sadar Wisata yang sudah mendapat berbagai pelatihan untuk mengelola wisata, mulai dari menjaga kebersihan, kelestarian alam, hingga pengelolaan keuangan. (*)