Jokowi Beri Waktu 60 Hari untuk Tindak Lanjut Komitmen Uni Emirat Arab

setkab.go.id
Rombongan Menteri Energi Uni Emirat Arab menemui Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Kamis (18/5)
Penulis: Michael Reily
Editor: Yuliawati
26/7/2019, 14.52 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta tindak lanjut komitmen investasi Uni Emirat Arab (UEA) dalam waktu 60 hari. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta Duta Besar Indonesia untuk UEA Husin Bagis memastikan persiapan investasi.

Husin mengungkapkan perusahaan-perusahaan UEA yang sudah menyatakan komitmen investasi di Indonesia, mulai datang pekan depan. "Kalau mereka mau datang tapi belum siap kan sulit, kami harus siapkan juga semua," katanya usai pertemuan dengan Luhut di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Jumat (26/7).

(Baca: Pertemuan Jokowi dan Sheik Mohamed Hasilkan Sembilan Kerja Sama )

Apalagi, UEA dan Indonesia menandatangani sembilan nota kesepahaman dalam pertemuan Putra Mahkota UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan dan Presiden Jokowi. Bahkan, ada tiga penandatanganan komitmen investasi perusahaan UEA di Indonesia.

Husin menjelaskan, perusahaan UEA punya sikap yang profesional untuk tindak lanjut komitmen investasi lebih cepat dibandingkan negara Timur Tengah lain. "Cara mereka komunikasi sangat profesional," ujarnya.

Pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Putra Mahkota Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan, Rabu (24/7), menghasilkan sembilan kesepakatan. Kedua pihak menandatangani nota kesepahaman (MoU) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

(Baca: Jokowi Pamer Hasil Pembangunan Indonesia kepada Putra Mahkota UEA)

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan sembilan kesepakatan itu adalah peningkatan perlindungan investasi, penghindaran pajak berganda, industri, kepabeanan, pariwisata, kelautan dan perikanan, pertahanan, kekonsuleran, dan kebudayaan.

Dia juga mengungkapkan ada tiga nota kesepahaman bisnis yang sudah ditandatangani. Ketiga proyek punya nilai investasi sekitar US$ 10 miliar atau sekitar Rp 10 triliun.

Pertama, Pertamina dan ADNOC untuk pengembangan RDMP Balikpapan, Integrated Supply Chain, LNG Storage. Kedua, PT Chandra Asri dan Mubadala untuk proyek naphta cracker dan petrochemical complex. Terakhir, PT Maspion Indonesia dan DP World Asia untuk pembangunan terminal peti kemas dan kawasan di Jawa Timur.

(Baca: Jonan Sebut Putra Mahkota UEA Bakal Bawa Komitmen Investasi Rp 140 T)