PT PLN (Persero) menyatakan sistem kelistrikan di sejumlah wilayah Jayapura, Papua yang sempat padam sudah berangsur normal. Hanya dua wilayah yang masih mengalami pemadaman listrik.
Sistem kelistrikan di dua wilayah yang masih padam berasal dari dua penyulang dengan kapasitas 3 MW, yakni penyulang Maleo dan Merak. "Kedua penyulang tersebut mengalami putus penghantar, petugas saat ini sedang mempersiapkan material agar bisa dilakukan perbaikan," kata Vice President Public Relation PLN Dwi Suryo Abdullah dalam keterangan resmi pada Kamis (29/8).
Selain itu, petugas tetap siaga untuk terus menjaga dan memastikan pasokan listrik warga lancar. PLN mencatat beban total sistem kelistrikan di Jayapura mencapai sekitar 75 MW yang berasal dari 40 penyulang.
(Baca: Jokowi Imbau Masyarakat Papua Tetap Tenang dan Tak Anarkistis)
Sebelumnya, Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN Ahmad Rofik menyatakan pihaknya harus melakukan pemadaman listrik di Jayapura, Papua. Sebab, terjadi kebakaran di sekitar Kantor Telkom Jayapura setelah aksi demostrasi massa pada Kamis (29/8) siang tadi.
PLN akan kembali menyalakan listrik di Jayapura jika sudah tidak ada kebakaran. "Bila bangunan yang terbakarnya sudah padam, kami akan segera hidupkan," kata Ahmad ke Katadata.co.id pada Kamis (29/8).
Ahmad menyebut faktor keamanan menjadi alasan pemadaman listrik di Jayapura. "Semua sistem PLN masih normal operasi, kecuali di lokasi yang terbakar saja untuk pengamanan," ujar Ahmad.
PLN pun terus melakukan pengecekan penyulang di sekitar Kantor Telkom Jayapura yang terbakar. Pengecekan dilakukan sebagai upaya penormalan listrik di Jayapura.
(Baca: Jokowi Bakal Evaluasi Pendekatan Keamanan di Papua)
Dilansir dari Antara, demonstrasi besar-besaran yang disertai pembakaran di Jayapura telah terjadi siang tadi. Demonstrasi dalam rangka menolak kasus rasialisme yang menimpa mahasiswa Papua di Jawa Timur belum lama ini.
Akibat aksi tersebut, Kota Jayapura menjadi lumpuh. Pusat perbelanjaan besar seperti Mal Jayapura tutup pada pukul 12.30 WIT.
Sejumlah perkantoran seperti Kantor Distrik Abepura, Kantor Wilayah Pos Maluku dan Papua, serta Badan Pusat Statistik Papua juga dikosongkan. Begitu pula sekolah yang membubarkan kegiatan belajar mengajar.
Selain itu, Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) di Distrik Abepura, Kota Jayapura dibakar massa. Asap sempat muncul dari arah Gedung MRP yang terbakar.
(Baca: Kominfo Bantah Lakukan Pemblokiran Layanan SMS dan Voice Call di Papua)
Hotel Horison Kotaraja juga tak luput dari sasaran amuk dan lemparan batu massa. Sejumlah kafe dan hotel pun memilih tidak membuka layanannya.
Tak hanya itu, mobil dinas milik Dandim 1701 Jayapura Letnan Kolonel Inf Johanes Parinusa dibakar oleh massa. Mobil dibakar saat Johanes memantau kegiatan para pendemo di Expo, Waena.
Demonstrasi besar ini terjadi sehari setelah pecah kerusuhan di Kabupaten Deiyai. Dalam peristiwa tersebut dua warga sipil dikabarkan tewas tertembak. Sedangkan Prajurit Kodam II/Sriwijaya Sersan Dua Rikson meninggal karena terkena panah saat mengamankan demonstrasi di depan Kantor Bupati Deiyai.