Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Republik Indonesia (Polhukam), Wiranto menyebut saat ini kondisi keamanan di Papua dan Papua Barat sudah kondusif. Kendati demikian, masih ada beberapa provokasi dari oknum masyarakat.
Dia mengatakan, seluruh aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat sudah berjalan seperti biasanya. "Per 9 September situasi di Papua dan Papua Barat sudah kondusif. Namun, masih ada provokasi-provokasi oleh beberapa oknum," ujar Wiranto di sela rapat koordinasi tingkat menteri, Senin (9/9).
Seiring dengan mulai kondusifnya situasi keamanan di Papua dan Papua Barat, para petinggi TNI dan Polri kembali ditarik ke Jakarta untuk melaporkan pada Presiden Joko Widodo.
(Baca: Wiranto dan Moeldoko Tuding Benny Wenda Aktor Rusuh di Papua)
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dikabarkan ikut berkantor di Papua selama 4 hingga 10 hari guna memulihkan situasi keamanan, pasca demonstrasi yang berakhir ricuh di beberapa lokasi di wilayah tersebut.
Selain masalah keamanan, dia juga menyatakan, beberapa waktu terakhir terjadi eksodus besar-besaran dari mahasiswa Papua yang belajar di luar daerah karena merasa tidak aman belajar di luar daerah.
Namun, dia belum menghitung jumlah mahasiswa yang memilih pulang ke kempung halaman dengan alasan keamanan. "Ini juga akan kami bahas pada rapat hari ini," ujarnya.
(Baca: Wiranto Bantah Pemerintah Minta Bantuan AS Tangani Kisruh Papua)
Menurut Wiranto, kerusuhan di Papua dan Papua Barat terjadi karena konspirasi oleh oknum di dalam negeri dan luar negeri.
Ketua Persatuan Gerakan Pembebasan untuk Papua Barat (ULMWP) Benny Wenda pun saat ini menjadi salah satu terduga dalang kerusuhan Papua akibat dari informasi bohong yang disebarkannya melalui internet.
"Unjuk rasa dan kerusuhan dipicu dan diorganisir oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP)," kata dia.