Gerindra Bantah Lobi Prabowo-Mega Bahas Jatah Menteri

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Gerindra membantah kabar permintaan jatah menteri sebagai barter dukungan kepada Bambang Soesatyo sebagai Ketua MPR hari Kamis (3/10)
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Ameidyo Daud
4/10/2019, 22.00 WIB

Ketua Fraksi Partai Gerindra di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Ahmad Riza Patria membantah kabar permintaan jatah menteri sebagai barter dukungan partainya kepada Bambang Soesatyo sebagai Ketua MPR.

Isu tersebut menyeruak setelah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri berkomunikasi terkait kursi Ketua MPR pada Kamis (3/10) malam. Usai pembicaraan keduanya, Gerindra meminta Ahmad Muzani mundur dan mendukung Bambang Soesatyo.

"Enggak ada bicara jabatan-jabatan, enggak bicara menteri-menteri lah. Enggak ada hubungannya," kata Riza ketika dihubungi Katadata.co.id, Jumat (4/10).

(Baca: Gerindra Melunak, Bamsoet Terpilih Jadi Ketua MPR Secara Aklamasi)

Riza mengatakan lobi antara Megawati dan Prabowo juga tak membicarakan kemungkinan Gerindra masuk koalisi pemerintah. Menurutnya, Gerindra selama ini tak pernah meminta untuk masuk dalam barisan pendukung Presiden Joko Widodo.

Meski demikian, dia tak bisa memastikan apakah Gerindra bakal tetap berada di kubu oposisi. "Ya nanti dilihat. Itu kan belum diputuskan," kata Riza.

Riza menjelaskan dukungan dari Gerindra kepada Bamsoet usai lobi Prabowo-Megawati karena ingin pemilihan Ketua MPR berlangsung secara musyawarah mufakat. Dia tak ingin pemilihan lewat mekanisme voting.

Hal senada disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra Andre Rosiade. Menurut Andre, Prabowo meminta Gerindra mendukung Bambang demi kepentingan bangsa yang lebih besar.

“Ini alasan kenegarawanan saja. Jadi memang MPR ini kan tempat bermusyawarah dan bermufakat untuk mengambil keputusan mengenai bangsa dan negara,” kata Andre.

(Baca: Gerindra Minta PDIP Ikhlas Berikan Kursi Ketua MPR kepada Muzani)

Gerindra awalnya berkukuh mengusung Ahmad Muzani untuk maju sebagai calon Ketua MPR. Padahal, hampir seluruh fraksi dan kelompok DPD kompak mendukung Bambang.

Muzani menceritakan karena negosiasi alot, Prabowo berinisiatif menelepon Megawati agar PDIP menyerahkan kursi Ketua MPR kepada Gerindra. Alasannya, PDIP merupakan partai yang dianggap paling berhak atas jatah Ketua MPR setelah memenangkan Pemilu 2019.

Megawati awalnya agak berat menolak permintaan Prabowo. Namun, pemilihan Bambang sebagai Ketua MPR hampir selesai. Sulit untuk menarik dukungan delapan fraksi dan kelompok DPD dari politisi Golkar itu dan mengalihkannya ke Muzani.

Atas dasar itu, Megawati meminta pengertian Prabowo untuk legowo. Setelah pembicaraan tersebut, Prabowo akhirnya meminta Muzani untuk mundur dan menyerahkan dukungan Gerindra kepada Bambang. “Beliau (Prabowo) berharap ada hal lain yang akan kami capai nanti,” kata Muzani hari Kamis (4/10) malam.

Reporter: Dimas Jarot Bayu, Antara