Konsultasi Pelantikan Presiden, 10 Pimpinan MPR Temui Jokowi di Istana

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Bambang Soesatyo (tujuh kiri) terpilih sebagai ketua MPR periode 2019-2024. Sebanyak 10 pimpinan MPR bertemu Jokowi di Istana guna membahas acara pelantikan presiden 20 Oktober mendatang.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Ekarina
16/10/2019, 11.54 WIB

Sepuluh pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (16/10). Pertemuan itu dilakukan untuk berkonsultasi terkait acara pelantikan Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024.

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 30 menit itu, sepuluh pimpinan MPR menyampaikan waktu dan susunan acara pelantikan kepada Jokowi. Rencananya, pelantikan bakal digelar pada 20 Oktober 2019 pukul 14.30 WIB.

(Baca: Jadi Prioritas, Istana Pastikan Pelantikan Jokowi-Ma’ruf Aman)

Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan, pihaknya telah mengundang hampir seluruh perwakilan negara ASEAN untuk hadir dalam pelantikan Jokowi-Ma’ruf. Bamsoet juga memastikan Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang akan hadir di acara pelantikan.

“Beberapa negara konfirmasi tapi untuk pastinya silakan cek ke Menteri Luar Negeri,” kata Bamsoet.

Karena itu, Bamsoet menjamin adanya pengamanan ketat saat acara pelantikan sesuai prosedur tetap Kepolisian dan TNI. Pengamanan tersebut, termasuk pula untuk tamu-tamu negara yang akan hadir.

(Baca: Jelang Pelantikan Jokowi dan Kabinet, Surya Paloh-Prabowo akan Bertemu)

Menurutnya, pengamanan dilakukan agar acara pelantikan berlangsung tanpa gangguan. Sehingga dapat memberikan pesan positif kepada masyarakat dunia internasional.

“Itu akan membantu perekonomian kita, dan dengan ekonomi yang baik sama dengan membantu rakyat kita semua,” ujar Bamsoet.

Sementara itu, Presiden Jokowi juga mempersilakan para relawan apabila  menyelenggarakan acara perayaan dan syukuran saat pelantikan. Hanya saja, Jokowi menilai hal tersebut tak perlu diadakan secara mewah.

Mantan Wali Kota Solo itu menyarankan agar acara perayaan dan syukuran bisa dilakukan secara sederhana. “Tapi juga tanpa mengurangi kehikmatan dan keagungan acara itu. Saya rasa itu yang kami sampaikan,” katanya.

 

Reporter: Dimas Jarot Bayu