Presiden Jokow Widodo alias Jokowi mengajak negara-negara yang tergabung dalam ASEAN Plus Three (Asean+3) semakin solid. Menurut Jokowi, negara-negara anggota ASEAN+3 harus memperkuat saling kepercayaaan atau strategic trust untuk menghadapi ancaman resesi ekonomi di kawasan.
Selain itu, dialog antarnegara anggota ASEAN+3 harus terus dikedepankan. Hal ini untuk menghadapi tantangan di kawasan yang semakin besar seiring dengan rivalitas geopolitik dan geoekonomi yang semakin meruncing. Tantangan keamanan tradisional dan non-tradisional pun semakin meningkat.
"Ancaman resesi ekonomi menghantui negara di kawasan. Situasi tersebut diperparah dengan meningkatnya proteksionisme dan ketidakpastian penyelesaian perang dagang,” ucap Jokowi dalam KTT ke-22 ASEAN+3 di Impact Exhibition and Convention Center, Bangkok, Thailand, Senin (4/11).
(Baca: Tertekan Ekonomi AS dan Global, RI Diramal Hanya Tumbuh 5,2% pada 2020)
Menurut Jokowi, ASEAN+3 yang terbentuk pada 1997 dapat menjadi mekanisme yang mampu menghadapi berbagai tantangan tersebut. Mekanisme tersebut, antara lain berupa penguatan cadangan devisa, ketahanan pangan, respons tanggap darurat bencana, hingga deteksi dini krisis ekonomi.
Jokowi menilai, melemahnya strategic trust dapat membuat kekuatan kawasan akan goyah. Jika soliditas ASEAN+3 rapuh, maka stabilitas keamanan, perdamaian, dan kemakmuran kawasan menjadi taruhan. "Singkat kata, ASEAN+3 adalah jangkar stabilitas, keamanan dan kesejahteraan di kawasan," kata Jokowi.
Rapuhnya soliditas ASEAN+3 juga dapat mempengaruhi kemampuan dalam menghadapi bencana. Padahal, kemampuan ini penting mengingat kawasan Asia Timur cukup rentan terhadap bencana alam.
(Baca: Indonesia-Laos Jalin Kerja Sama Hukum Cegah Kejahatan Lintas Negara)
Untuk diketahui, kerugian akibat bencana di kawasan Asia Timur pada 2016 tercatat sebesar USD 91 miliar. "Dalam hal ini, saya tegaskan kembali pentingnya bersinergi memperkuat ketahanan finansial menghadapi bencana, termasuk dengan mengembangkan pembiayaan dan asuransi untuk risiko bencana,” tutur Jokowi.
Atas dasar itu, Jokowi menyambut baik inisiatif pembiayaan risiko bencana dan upaya pemulihan cepat pascabencana melalui Fasilitas Asuransi Risiko Bencana Asia Tenggara (SEADRIF). Dia pun mengajak semua negara ASEAN+3 untuk berkontribusi dalam mengembangkan dan memperkuat mekanisme tersebut.
Selain dihadiri pemimpin negara-negara ASEAN. KTT Asean+3 ini dihadiri oleh tiga pemimpin negara sahabat, yakni Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, dan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang.
(Baca: Bertemu Bos IMF, Jokowi Paparkan Rencana Pembangunan Indonesia)
Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.
Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.
Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.
#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData