Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan Indonesia harus bisa naik kelas dari negara berpendapatan menengah menjadi negara maju dan terlepas dari kemiskinan. Maka itu, harus ada upaya-upaya untuk meningkatkan perekonomian.
Ia pun menyinggung pentingnya pengentasan kemiskinan, dilihat dari aspek keimanan. "Kemiskinan itu, kata Rasulullah, hampir bisa membawa orang kepada kekafiran. Kemiskinan itu bisa membuat orang menjadi kafir karena lemah, mudah dibujuk, mudah diprovokasi, mudah dibeli imannya karena dia miskin," kata dia saat menghadiri Peringatan Maulid Nabi di di Masjid Jami' Baitul Muhtadi, Banten, Sabtu (10/11) malam.
(Baca: Mengukur Keraguan Data Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang Stabil 5%)
Untuk meningkatkan ekonomi, menurut dia, perlu adanya peningkatan kemampuan sumber daya manusia. Maka itu, hal ini menjadi fokus pemerintah ke depan. "Warganya juga harus kuat, mampu mengembangkan dunianya, harus pintar, harus bisa hidup layak," ujarnya.
Adapun Ma’ruf mendapatkan tugas dari Presiden Joko Widodo untuk mengkoordinasikan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Dalam beberapa kesempatan, Ma'ruf mengatakan target dia adalah menekan angka kemiskinan hingga sekecil mungkin bahkan menghilangkannya. "Jangan sampai anak cucu kita miskin,” kata dia.
Berdasarkan data TNP2K, tingkat kemiskinan di Indonesia hingga Maret 2019 tercatat sebesar 9,41% dari jumlah penduduk. Ia juga menargetkan penurunan angka stunting pada anak hingga mencapai ambang batas Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization).