Lima Ajakan Nadiem kepada Guru untuk Ubah Cara Mengajar di Kelas

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Ilustrasi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.
Penulis: Desy Setyowati
24/11/2019, 10.39 WIB

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim membuat pidato dua halaman terkait Hari Guru Nasional yang diunggah lewat akun Twitter @Kemendikbud_RI, kemarin (23/11). Ia berpesan agar para guru menemukan bakat murid yang kurang percaya diri. Ini merupakan salah satu dari lima ajakan Nadiem kepada para guru untuk mengubah sistem pengajaran di sekolah.

Ia mengatakan, guru bertugas membentuk masa depan bangsa. “Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas,” kata Nadiem kepada para guru melalui pidatonya.

Nadiem juga menyesalkan para murid yang dipaksa memperoleh hasil ujian memuaskan. Padahal, menurutnya potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian.

Ia pun menyayangkan padatnya kurikulum, sehingga menutup peluang para guru mengajak murid belajar di luar ruangan. Ia memahami, para pengajar frustrasi karena tahu bahwa kemampuan berkarya dan berkolaborasi yang menentukan kesuksesan anak, bukan menghafal.

“Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi,” kata Nadiem. Ia juga menyampaikan, para guru perlu berinovasi.

(Baca: Tiga Pesan Mendikbud Nadiem kepada Google dan Para Unicorn Tanah Air)

Karena itu, ia mendorong para guru untuk melakukan perubahan kecil. Setidaknya ada lima pesannya. Pertama, mengajak murid berdiskusi. Kedua, memberi kesempatan murid untuk mengajar di kelas.

Ketiga, mencetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas. Keempat, menemukan bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri. Kelima, menawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.

Ia memahami, perubahan merupakan hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Namun, perubahan berawal dan berakhir dari guru. “Apapun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia pasti bergerak,” katanya.

Dekan FISIP Unika Widya Mandiri (Unwira) Kupang Marianus Kleden menilai, keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat Nadiem Makarim sebagai Mendikbud menunjukkan kecepatannya bergerak dalam merealisasikan visi dan misi di periode kedua ini. “Jokowi ingin berpikir dan bertindak di luar kebiasaan pola kerja yang lambat, jadi  out of the box,” katanya, Minggu (24/11).

(Baca: Jadi Mendikbud, Nadiem Makarim Masuk 100 Tokoh Masa Depan versi TIME)

Menurut dia, Jokowi menargetkan dunia pendidikan Tanah Air yang berfokus pada temuan konkret. “Dengan ide-ide kreatif seperti Nadiem Makarim yang baru 35 tahun diharapkan bertindak out of the box, menghasilkan berbagai terobosan untuk kemajuan bangsa,” katanya.

Masyarakat Menanti Kiprah Nadiem Makarim

Peneliti lembaga pemikir kebijakan publik Next Policy Gradi Nagara mengatakan, kiprah sNadiem Makarim sebagai Mendikbud paling ditunggu masyarakat. Berdasarkan kajian terhadap 681.937 cuitan di Twitter, warganet paling banyak membicarakan Nadiem.

Riset tersebut dilakukan dua kali, yakni pada 28 September hingga 14 Oktober 2019 dan 15-27 Oktober 2019. Data dikumpulkan melalui antarmuka pemrograman aplikasi (API) Twitter. Kata kunci yang digunakan di antaranya pelantikan Jokowi, kabinet Jokowi, menteri, ekonomi, ekonomi Indonesia, dan perekonomian Indonesia.

Ada tiga kelompok tanggapan warganet berdasarkan survei ini. Pertama, 322.767 cuitan sentimen netral. Kedua, 207.768 konten bernada negatif. Ketiga, 151.402 unggahan bersifat positif. "Nadiem Makarim mendapatkan sentimen publik paling banyak dan cenderung netral," kata Gadi.

(Baca: Startup Zenius Fasilitasi Tiga Juta Guru di Pelosok dengan Teknologi)

Reporter: Antara