Segera IPO, Saudi Aramco Tawarkan Satu Saham Seharga Rp 119 Ribu

Katadata
Ilustrasi, logo Saudi Aramco. Perusahaan minyak raksasa Saudi Aramco menawarkan harga saham sebesar US$ 8,53 atau Rp 119 ribu per lembar dalam IPO yang bakal digelar bulan ini.
Penulis: Ratna Iskana
6/12/2019, 09.21 WIB

Penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) perusahaan minyak raksasa Saudi Aramco diproyeksi bakal menjadi yang terbesar dalam sejarah. Pasalnya, Aramco akan meraup dana IPO sebesar US$ 25,6 miliar atau sekitar Rp 359,24 triliun. Nilai dana tersebut mengalahkan rekor Alibaba Group Holding Ltd's sebesar US$ 25 miliar pada 2014.

Dilansir dari Reuters, Aramco menawarkan harga saham sebesar US$ 8,53 atau sekitar Rp 119 ribu per lembar saham. Pada level tersebut, nilai valuasi Aramco dipatok sebesar US$ 1,7 triliun atau senilai Rp 2.484 triliun, menyalip nilai valuasi Apple Inc sebagai perusahaan dengan valuasi terbesar di dunia. Biarpun begitu, nilai valuasi Aramco masih lebih rendah dari harapan Putra Mahkota Arab Saudi sebesar US$ 2 triliun.

Hingga kini Aramco belum menyatakan kapan tepatnya IPO dimulai. Namun, dua sumber Reuters menyatakan IPO dijadwalkan pada 11 Desember 2019 mendatang.

Arab Saudi bakal mengandalkan investor domestik dan regional untuk bisa menyerap 1,5% saham perusahaan. Ini lantaran investor asing tidak tertarik membeli saham Aramco bahkan setelah valuasi dipangkas menjadi US$ 1,7 triliun.

Permintaan dari investor institusi termasuk perusahaan pendanaan Arab Saudi diproyeksi mencapai US$ 106 miliar, sedangkan permintaan investor retail mencapai US$ 12,6 miliar. Penasihat Aramco menyatakan mereka mungkin menggunakan sebagian atau sepenuhnya opsi 15% 'greenshoe' untuk meningkatkan kesepakatan maksimum sebesar US$ 29,4 miliar.

(Baca: Salip Alibaba, IPO Saudi Aramco Berpotensi Cetak Rekor Rp 560 Triliun )

IPO itu merupakan puncak dari upaya bertahun-tahun untuk menjual perusahaan paling menguntungkan di dunia. IPO Saudi Aramco juga merupakan langkah untuk membantu Kerajaan Arab Saudi memiliki bisnis yang berbeda selain minyak dan menciptakan pekerjaan bagi populasi yang terus meningkat.

"Nilai yang didapat dari IPO itu relatif mengandung ukuran ekonomi dan pendanaan jangka menengah untuk rencana transformasi," ujar Chief Economist Abu Dhabi Commercial Bank Monica Malik seperti dikutip dari Reuters pada Jumat (6/12).

Aramco pun menargetkan dapat membagikan dividen US$ 7,5 miliar pada 2020. Dividen tersebut lima kali lebih besar dibandingkan pembayaran dividen Apple, yang saat ini termasuk 500 perusahaan terbesar di dunia.

Biarpun begitu, berinvestasi di Aramco merupakan taruhan karena harga dan pertumbuhan permintaan minyak diproyeksi melambat mulai 2025 sejalan dengan upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan penggunaan kendaraan listrik yang meningkat.

IPO juga memiliki risiko politik karena pemerintah Arab Saudi mengontrol perusahaan tersebut. Selain itu, pemerintah Arab Saudi juga bergantung pada keuntungan Aramco.

(Baca: Ada Pertemuan OPEC, Harga Minyak Terus Menguat pada Pekan Ini)