Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali mengeluhkan tak adanya perkembangan pembangunan kilang minyak di Indonesia. Bahkan, Jokowi menyebut Indonesia tak pernah lagi membangun kilang minyak selama 34 tahun terahir.
Jokowi mengatakan bahwa dia sudah meminta pembangunan lima kilang minyak semenjak dilantik sebagai Presiden pada periode pertama. Hanya saja, belum ada satu pun kilang minyak tersebut yang pembangunannya berjalan hingga saat ini.
“Janji-janji (pembangunan kilang minyak selesai), dua tahun lagi, tiga tahun lagi. Enggak ada yang selesai 1% pun,” kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/12).
Menurut Jokowi, hal tersebut terjadi karena adanya pihak yang ingin Indonesia terus menjadi negara pengimpor minyak. Jika pemerintah selesai membangun kilang, mereka khawatir akan kehilangan pendapatan dari impor minyak.
(Baca: Pertamina Masih Cari Mitra untuk Garap Kilang Bontang dan Balongan)
Atas dasar itu, Jokowi bakal meminta Kepolisian, Kejaksaan Agung, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memantau proses pembangunan kilang minyak. “Saya minta juga ikut tungguin, (pembangunan kilang minyak) harus rampung. Pekerjaan besar ini harus rampung,” kata Jokowi.
Dengan pembangunan kilang minyak, Jokowi menilai Indonesia nantinya tak perlu lagi mengimpor minyak. Menurut Jokowi, Indonesia bisa mengimpor 700-800 ribu barel minyak per hari.
Indonesia pun tak perlu lagi mengimpor bahan baku untuk petrokimia yang nilainya mencapai Rp 323 triliun. Sebab, kilang minyak akan bisa menghasilkan produk turunan yang bisa didistribusikan untuk industri petrokimia.
“Kalau kita bisa bangun kilang minyak, itu turunannya banyak sekali, petrokimia juga enggak usah impor,” kata Jokowi.
(Baca: Pertamina-Aramco Tak Sepakat, Pengembangan Kilang Cilacap Diundur Lagi)