Jokowi Sebut Implementasi B30 Bisa Hemat Devisa Hingga Rp 63 Triliun

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (kanan) dan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (tengah) saat peresmian implementasi program Biodiesel 30 persen (B30) di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta, Senin (23/12/2019). Jokowi menyebut implementasi B30 bisa menghemat devisa hingga Rp 63 triliun.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Ratna Iskana
23/12/2019, 11.17 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan implementasi mandatori biodiesel 30% (B30) dapat menghemat devisa negara hingga Rp 63 triliun. Penghematan berasal dari berkurangnya impor minyak.

Selain menghemat devisa, implementasi B30 mampu menekan defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan Indonesia. Pasalnya, impor minyak menjadi salah satu faktor penyebab defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan.

“Kalau nanti Rp 63 triliun bisa dihemat, kalau didolarkan berapa? sekitar US$ 4,8 miliar bisa kita hemat,” kata Jokowi di SPBU MT Haryono, Jakarta, Senin (23/12).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca perdagangan pada November 2019 mencapai US$ 1,33 miliar. Sedangkan sepanjang Januari-November 2019, defisit neraca perdagangan mencapai US$ 3,11 miliar.

Defisit terjadi karena total ekspor pada November 2019 mencapai US$ 14,01 miliar, turun 6,17% dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan impor mencapai US$ 15,34 miliar, naik 3,94% dibanding bulan sebelumnya.

Adapun, ekspor migas pada November 2019 naik 20,66% menjadi US$ 11,1 miliar. Kenaikan ekspor migas seiring harga minyak mentah yang naik 12,68% dan gas sebesar 28,6%.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mencatat defisit transaksi berjalan pada kuartal III 2019 mencapai US$ 7,7 miliar atau 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), lebih baik dibanding kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 8,5 miliar atau 3,22% terhadap PDB. Meski demikian, neraca pembayaran masih defisit sebesar US$ 46 juta.

“Inilah yang saya sering sampaikan memperbaiki CAD (current account defisit) dengan memperbanyak produk substitusi impor,” kata Jokowi.

(Baca: Jokowi Resmi Implementasikan B30 Hari Ini)

Lebih lanjut, Jokowi menilai implementasi B30 akan mendorong potensi penggunaan sawit dalam negeri. Sebab, hal itu bakal mampu meningkatkan permintaan domestik atas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).

Dengan demikian, implementasi B30 bisa menciptakan efek berganda untuk para petani sawit. “Kita juga akan tidak mudah ditekan-tekan oleh negara manapun, terutama melalui kampanye negatif terhadap ekspor CPO, karena kita memiliki pasar dalam negeri yang sangat besar,” kata Jokowi.

Pemerintah mulai implementasi program B30 mulai hari ini, Senin (23/12). Jokowi meresmikan implementasi B30 tersebut di SPBU MT Haryono, Jakarta.

Dalam peresmian itu, Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Kemudian, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, dan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

(Baca: Bahas Sengketa Sawit & Nikel, RI Akan Hadapi Eropa Januari 2020)

Reporter: Dimas Jarot Bayu