Panglima: TNI Konsisten Dukung Program Keluarga Berencana

Katadata
Penulis: Tim Publikasi Katadata E - Tim Publikasi Katadata
15/1/2020, 17.58 WIB

Jakarta -  TNI konsisten mendukung program Keluarga Berencana (KB) melalui kebijakan dan program yang diterapkan di kalangan TNI maupun di masyarakat.  “TNI sejak awal sampai sekarang konsisten mendukung program KB, semua anggota TNI harus memiliki anak dua, anak ketiga dan seterusnya tidak menerima tunjangan lagi, karena dengan memiliki dua anak maka dalam mengatur pendidikan dan kesejahteraannya akan lebih mudah,” kata Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Pernyataan tersebut disampaikan saat menerima audiensi Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (15/01). Dalam kesempatan tersebut Hadi    menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap program Kampung KB.

Sementara itu audiensi untuk memperkuat kerjasama BKKBN dengan TNI yang telah lama terjalin dalam rangka mendukung pencapaian program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) sekaligus juga silaturahmi Kepala BKKBN dengan jajaran Mabes TNI.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyampaikan, BKKBN sangat berterimakasih atas dukungan TNI untuk program KB, melalui berbagai kegiatan penggerakan di masyarakat baik individu maupun melalui Bhakti sosial seperti Bhakti Sosial TNI KB Kesehatan. “Di lini lapangan Babinsa telah bekerja sama dan telah membantu Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) bahkan mayoritas motivator KB pria adalah anggota TNI, selain itu dokter dari TNI telah banyak membantu melakukan pemasangan kontrasepsi dan melakukan vasektomi maupun tubektomi,” jelas Hasto.

Hadir dalam audiensi tersebut Sekretaris Utama BKKBN Nofrijal, Inspektur Utama Agus Sukiswo, Deputi Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Rizal Damanik, Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga M.Yani, dan Direktur Bina Kesertaan KB Jalur Swasta Widwiono. Sementara itu hadir dari Mabes TNI, Aster Panglima TNI Mayjen TNI George E. Supit, Aspers Panglima TNI Marsda Dyah Yuda, serta Kapuskes TNI Mayjen TNI dr. Bambang.

Dalam audiensi Hadi Tjahjanto mengungkapkan bahwa angka stunting di Indonesia masih tinggi padahal Indonesia kaya sumber makanan yang bergizi dengan harga murah. “Ikan kembung itu memiliki gizi yang baik, sehingga baik untuk dikonsumsi masyarakat dan yang lebih penting lagi harganya murah, dulu waktu kecil saya makan masakan campuran petai cina, parutan kelapa dan teri dibungkus daun, dan ternyata ketiganya bagus gizinya,” ungkap Marsekal TNI Hadi.

Hasto Wardoyo menyampaikan, “Stunting saat ini masih menjadi salah satu ancaman bagi anak Indonesia, untuk itu, BKKBN bekerja di hulu dengan mengoptimalkan pengasuhan di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),” kata Hasto. Langkah ini untuk mencegah terjadinya stunting pada anak, tidak terpenuhinya salah satu komponen zat gizi pada masa remaja, khususnya remaja putri sebagai calon ibu.   Pemberian stimulasi yang tidak optimal pada periode 1000 HPK berdampak pada terhambatnya kemampuan otak anak. “Untuk itu sangat penting mengatur jarak kelahiran, dengan mengatur kelahiran, anak akan mendapatkan asupan gizi dan ASI, serta kasih sayang yang cukup,” lanjut Hasto.

Hasto  menambahkan BKKBN mengharapkan dukungan dari TNI khususnya program KB di perbatasan Indonesia dan Malaysia yakni di Kalimantan Barat. Di kawasan tersebut banyak pekerja perkebunan kelapa sawit yang tinggal bersama keluarganya di kamp perkebunan, namun belum terlayani untuk pemasangan kontrasepsi. “Saat ini sudah ada MoU.  Kami harap bisa dilanjutkan dengan perjanjian kerjasama sehingga akan memperkuat dukungan pada program KB. Kemudian juga dukungan TNI di Kampung KB karena sesuai amanah Presiden Kampung KB harus tetap dihidupkan, BKKBN juga akan melaksanakan Jambore Kampung KB,” papar Hasto.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjelaskan TNI memiliki struktur sampai daerah, dan siap membantu program KB di masyarakat. Terkait KB di perbatasan  BKKBK dipersilakan menentukan wilayahnya. “Setelah ditetapkan titiknya kita segera programkan dengan teritorial yang ada di sana. Terkait sudah adanya MoU TNI dan BKKBN saya minta ditindaklanjuti dengan adanya perjanjian kerja sama. Saya yakin apabila program keluarga berencana bisa berjalan dengan baik maka di tahun 2045 dapat tercipta generasi-generasi unggul,” tutup  Hadi.