Jokowi Godok Instrumen Fiskal Menangkal Dampak Ekonomi Virus Corona

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin memimpin rapat terbatas lanjutan pembahasan dampak virus Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Ameidyo Daud
25/2/2020, 16.00 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya menyiapkan seluruh instrumen dalam rangka memperkuat ekonomi Indonesia. Terlebih setelah adanya wabah virus corona Covid-19 saat ini.

Jokowi mengatakan instrumen fiskal tersebut akan diputuskan dalam rapat terbatas hari Selasa (25/2).  Dia juga mengingatkan agar seluruh kementerian/lembaga (K/L) mempercepat belanja.

“Saya minta seluruh instrumen disiapkan dan dipergunakan dalam memperkuat daya tahan dan daya saing ekonomi negara kita,” ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (25/2).

(Baca: 36 Kasus Kematian Imbas Virus Corona di Luar Tiongkok, Iran Terbanyak)

Presiden juga memerintahkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengingatkan kepala daerah merealisasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Selain itu Presiden meminta ada kepastian pencairan dan belanja dari dana desa.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga meminta program perlindungan dan bantuan sosial segera dieksekusi. “Baik PKH, Bantuan Sosial, dan juga program padat karya yang berdampak langsung kepada masyarakat itu dilakukan kembali. 

Lebih lanjut, Kepala Negara meminta agar kegiatan konferensi dalam negeri dimaksimalkan di Bali, Sulawesi Utara, dan Kepulauan Riau. Dia juga meminta adanya promosi ke wisatawan mancanegara yang tengah mencari destinasi wisata alternatif setelah batal mengunjungi Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang.

Terakhir, Jokowi meminta langkah-langkah penurunan defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan betul-betul dijalankan secara efektif. Dengan demikian, pemerintah bisa menekan impor yang menjadi sumber defisit. “Saya kira ini yang jadi prioritas kita,” ucapnya.

(Baca: Kerugian Pariwisata Indonesia Akibat Corona Rp 7 Triliun per Bulan)

Dari sisi moneter, Jokowi mengapresiasi keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuannya atau BI 7 Days Reverse Repo Rate ke level 4,75%. Selain itu, dia mengapresiasi adanya relaksasi moneter untuk mendukung pergerakan ekonomi nasional.

Berdasarkan data yang dihimpun Kantor Staf Presiden (KSP) per Selasa (25/2) pukul 08.00 WIB, ada 2.629 orang meninggal dunia akibat pendemi tersebut. Sementara, 79.751 orang positif terjangkit penyakit tersebut. Adapun, 25.313 orang telah dinyatakan sembuh dari virus corona.

Kondisi darurat virus corona tak hanya terjadi di Tiongkok. Setidaknya ada tiga negara lain yang menyatakan darurat pemyakit tersebut, yakni Korea Selatan, Iran, dan Italia.

Reporter: Dimas Jarot Bayu