Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan produksi siap jual (lifting) 13 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) utama akan turun di tahun depan. Salah satu penyebabnya adalah kondisi lapangan yang sudah tua.

Delapan dari 13 kontraktor itu merupakan penghasil minyak bumi. Kemudian sisanya memproduksi gas bumi.

Kontraktor penghasil minyak yang lifting-nya turun tahun depan adalah PT Chevron Pacific Indonesia di Blok Rokan.  Tahun depan, mereka hanya bisa menjual 180 ribu barel per hari (bph). Padahal, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, targetnya bisa mencapai 213.551 bph.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan Blok Rokan merupakan blok tua yang memiliki tantangan tersendiri. Misalnya adalah keterangkatan air ketika memproduksi minyak ternyata bisa mencapai 98%. "Salah satu yang dipahami lapangan cukup mature, jadi yang dilakukan adalah optimalisasi," kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (27/8).

Kontraktor kedua yakni PT Pertamina EP yang hanya me-lifting minyak 82 ribu bph, adapun tahun ini sebesar 85.869 bph. Ketiga, lifting minyak PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) di Blok Mahakam sebesar 48 ribu bph, lebih rendah dari target tahun ini 48.271 bph.

Direktur PT Pertamina Hulu Mahakam Ida Yusmiati mengatakan target lifting Blok Mahakam tahun depan masih belum final. "Angkanya masih dalam tahap diskusi," kata dia, Senin (27/8).

Keempat, lifting minyak PHE ONWJ di Blok ONWJ sebesar 32.500 bph, turun dari target tahun ini 33.000 bph. Kelima, target lifting minyak Medco E&P Natuna di Blok B South Natuna turun menjadi 17.353 bph, dari tahun ini 18.600 bph.

Keenam, Chevron Indonesia Company sebesar 11.248 bph, atau turun dari target tahun ini sebesar 13.000 bph. Ketujuh, BOB PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu yang mengelola blok Coastal Plain Pekanbaru (CPP) tahun depan ditargetkan sekitar 8.480 bph, padahal di APBN tahun ini liftingnya ditargetkan 10.970 bph.

Kedelapan, Petronas Carigali (Ketapang) Ltd di Blok Ketapang tahun depan lifting-nya diperkirakan sekitar 11.730 bph. Padahal target tahun ini 14.433 bph.

Sementara itu untuk gas, setidaknya ada lima kontraktor migas yang target lifting tahun depan turun. Pertama, PT Pertamina EP target lifting turun jadi 810 juta kaki kubik per hari (mmscfd), dari tahun ini 832 mmscfd.

Kedua, target lifting gas Kangean Energi Indonesia tahun depan sekitar 200 mmsfd, atau lebih rendah dari tahun ini sebesar 204 mmscfd. Ketiga, PetroChina Internasional Jabung Ltd di Blok Jabung yang hanya bisa me-lifting 161 mmscfd pada 2019, adapun tahun ini 170 mmscfd.

Keempat, target lifting gas Pertamina Hulu Energi WMO di Blok WMO sebesar 129 mmscfd tahun depan. Tahun ini target lifting Blok WMO adalah 135 mmscfd.

Kelima, target lifting Blok Sanga-Sanga yang sebelumnya dioperatori VICO Indonesia. Lifting gas blok tersebut ditargetkan sebesar 61 mmscfd tahun depan, ini lebih rendah dari target APBN tahun ini sebesar 80 mmscfd. Adapun saat ini Blok Sanga-Sanga dioperatori anak usaha Pertamina, PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga.

Menurut Wisnu Blok Sanga-Sanga sudah 50 tahun dikelola untuk itu perlu optimalisasi produksi agar produksi blok tersebut tidak turun. "Ini kami mau detailkan lagi program di 2019 gimana, itu baru ketahuan di kuartal IV tahun ini,"ujar dia.

Namun Wisnu mengatakan proyeksi target lifting KKKS utama tahun depan itu masih belum final. Ini karena SKK Migas harus membahas lebih rinci program kerja kontraktor migas tahun depan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggara Perusahaan pada November mendatang.

Wisnu mengaku ada beberapa kontraktor migas yang performa produksinya masih meningkat di tahun depan. Salah satunya Blok Cepu yang dikelola oleh ExxonMobil. "Yang paling besar ya Banyu Urip, Blok Cepu, kelihatan kan masih stabil,"ujar dia.

(Baca: Blok Cepu Geser Posisi Rokan Jadi Penyumbang Terbesar Lifting Minyak)

Target lifting minyak Blok Cepu tahun depan sebesar 212 ribu bph. Angka itu naik dari target di APBN tahun ini sebesar 213.551 bph.

Reporter: Anggita Rezki Amelia