Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka peluang untuk menggabungkan Lapangan West Seno di Blok Makassar Strait dan Blok Rapak. Penggabungan ini kemungkinan akan dilakukan setelah kontrak Makassar Strait selesai pada 25 Januari 2020.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan ketika digabung, Blok Rokan bisa menggunakan fasilitas dan anjungan yang ada di West Seno. "Itu nanti digabung dengan Rapak dan itu masih dibahas," kata Djoko di Jakarta, Jumat (11/1).
Sementara itu sebagian dari wilayah Blok Makassar Strait akan diubah menjadi wilayah kerja baru bernama West Ganal. Ini merupakan blok baru hasil pemekaran dari blok Makassar Strait. "Fasilitas eksplorasi West Seno kami keluarkan makanya jadi blok eksplorasi West Ganal," ujar Djoko.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Mustafid Gunawan mengatakan pemekaran suatu blok migas baru merupakan hal biasa dalam sektor hulu migas. Ini agar blok tersebut menjadi ekonomis. Adapun Blok West Ganal akan dilelang bersama dengan empat blok lainnya pada bulan ini.
Sebagaimana diketahui, Blok Makassar Strait ini dikelola Chevron Indonesia dan masuk dalam Proyek Ultra Laut Dalam (Indonesian Deepwater Development/IDD). Namun, Kementerian ESDM meminta agar Blok Makassar Strait dikeluarkan dari Proyek IDD.
(Baca: Chevron Ajukan Proposal Revisi IDD Tanpa Makassar Strait)
Akan tetapi, perusahaan asal Amerika Serikat itu menilai blok tersebut tidak ekonomis apabila tidak digabung dengan Blok Rapak dan Ganal dalam Proyek IDD. Akhirnya, Chevron Indonesia tidak melanjutkan kontrak Blok Makassar Strait. Makanya blok ini dilelang oleh pemerintah. Sejak dilelang pada Agustus 2018 lalu, Blok ini dilirik oleh Eni, namun akhirnya Eni gagal memperoleh blok itu karena tidak memenuhi persyaratan tertentu.