Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menghitung kebutuhan dana untuk meningkatkan cadangan Bahan Bakar Miyak (BBM). Saat ini cadangan BBM di Indonesai masih sekitar 20 hari.

Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan untuk menambah cadangan BBM satu hari saja membutuhkan dana triliunan rupiah. “Sekitar Rp 1 triliun untuk setiap tambahan infrastruktur cadangan BBM Nasional per harinya," kata dia kepada Katadata.co.id, Kamis (17/1).

Sebelumnya kondisi cadangan BBM premium dikritisi oleh Calon Presiden Nomor urut 2 Prabowo Subianto dalam pidato kebangsaan, Senin (14/1/2019). Ini karena cadangan Bahan Bakar Minyak (BBM) Premium hanya sampai 20 hari.

Menanggapi hal itu, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan stok BBM cukup untuk 20 hari karena keterbatasan anggaran untuk membangun tangki penyimpanan baru."Masalahnya kami kalau perlu infrastruktur, butuh anggaran kan,"ujar dia di Jakarta, Rabu (16/1).

Meski hanya 20 hari, stok BBM premium tersebut tetap aman. Contohnya, saat Natal dan Tahun baru lalu stok BBM tetap terjaga.

Di sisi lain,Pemerintah juga tengah berupaya beralih energi ramah lingkungan untuk bahan bakar kendaraan, seperti memakai B20, gas dan mobil listrik. Jadi, jika cadangan BBM dibangun lebih lama, dikhawatirkan akan mubazir. "Kalau bangun besar-besar terus semua pakai listrik jadi mubazir,"ujar dia.

Berdasarkan penelusuran Katadata, dalam rilis Kementerian ESDM (2/1/2019) cadangan beberapa jenis BBM di Pertamina per 1 Januari 2019 memang hanya mampu bertahan sekitar 20 hari. Seperti stok BBM jenis Premium hanya cukup untuk 20 hari, Pertalite 22 hari, Solar 23 hari. Sedangkan bahan bakar pesawat (Avtur) cukup untuk 31 hari.

(Baca: Dirjen Migas Ungkap Alasan Cadangan BBM 20 Hari)

Sementara itu, PT Pertamina (Persero) menyatakan cadangan BBM 20 hari yang dimilikinya sudah di atas standar nasional. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan standar nasional hanya 18 hari. “Kami di atas itu, sekitar 20 hingga 22 hari,” kata dia di Jakarta, Rabu (16/1).

Reporter: Anggita Rezki Amelia