Harga Minyak Dunia Sentuh Level Tertinggi dalam Lima Bulan Terakhir

Chevron
Ilustrasi penambangan minyak
23/4/2019, 14.36 WIB

Harga minyak dunia masih berada di level tertinggi dalam lima bulan terakhir. Kenaikan harga minyak ditopang oleh kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang akan mengakhiri keringanan sanksi ekspor minyak Iran pada Mei mendatang.

Mengutip dari Bloomberg Selasa (23/4) pukul 12:31 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2019 naik US$ 1,70 atau sebesar 2,66% menjadi US$ 65,70 per barel. Naik cukup tinggi dari rata-rata harga minyak di bulan Desember 2018 yang berada di level US$ 48,98 per barel.

Sementara harga minyak brent untuk pengiriman Mei 2019 naik US$ 0,35 atau sebesar 0,47% menjadi US$ 74,39 per barel. Sedangkan harga minyak rata-rata pada Desember 2018 hanya mencapai US$ 57,39 per barel.

Mengutip Antara, Amerika Serikat pada Senin (22/4) menuntut agar pembeli minyak Iran menghentikan pembelian pada 1 Mei atau akan menghadapi sanksi-sanksi dari pemerintah. Kebijakan ini juga sekaligus mengakhiri enam bulan keringanan yang memungkinkan delapan pembeli besar Iran untuk terus membeli dalam volume terbatas.

Pada November lalu, Amerika Serikat (AS) menerapkan sanksi-sanksi terhadap ekspor minyak Iran tetapi memberikan keringanan kepada delapan pembeli utama, di antaranya yakni China, India, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Turki, Italia dan Yunani.

Lebih lanjut, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menegaskan kembali sanksi-sanksi AS akan diberlakukan kembali pada semua negara yang mengimpor minyak dari Iran mulai 2 Mei 2019. kebijakan yang dikeluarkan Washington ini bertujuan untuk menurunkan ekspor minyak Iran menjadi nol dan tidak ada rencana untuk masa tenggang setelah 1 Mei 2019 mendatang.

(Baca: Pasokan Minyak Sentuh Level Terendah dalam 4 Tahun Terakhir)

Langkah Washington untuk menekan Iran telah meningkatkan kekhawatiran yang dapat menyebabkan harga minyak lebih tinggi. Penurunan ekspor Iran semakin menekan pasokan di pasar global.

Trump pun berharap Arab Saudi dan negara-negara Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) lainnya bisa lebih dari meningkatkan pasokan untuk setiap penurunan pasokan minyak Iran. Namun, Arab Saudi mengatakan akan berkoordinasi dengan produsen-produsen untuk memastikan pasokan minyak mentah yang memadai.

"Secara umum, kami berharap Saudi meningkatkan produksi dalam kemungkinan membatasi kenaikan harga Brent ke sekitar 75-76 dolar AS," kata Presiden Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.

(Baca: OPEC Pangkas Produksi, Harga Minyak Dunia Sentuh Level Tertinggi)

Reporter: Verda Nano Setiawan