Izin Amdal Rampung, PGN Finalisasi Perizinan Terminal LNG Teluk Lamong
Perusahaan Gas Negara (PGN) memastikan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) untuk proyek terminal gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) Teluk Lamong di Jawa Timur (Jatim) telah rampung. Dengan demikian, proses selanjutnya yakni finalisasi perizinan untuk menuju tahap konstruksi.
"Amdalmya sudah selesai, sekarang tinggal finalisasi perizinan menuju konstruksi," kata Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama, berdasarkan keterangan tertulis, Kamis (17/10).
Dalam membangun terminal LNG berkapasitas 40 BBTUD itu, PGN bekerja sama dengan dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III (Persero). Pembangunan LNG Terminal yang terbagi dalam tiga fase itu ditargetkan bakal beroperasi akhir tahun ini dan rampung keseluruhan pada 2023 mendatang.
“Tahun ini LNG Terminal berkapasitas 40 MMscfd (million standard cubic feet per day) diharapkan dapat beroperasi. Total kapasitas 180 MMscfd beroperasi penuh pada 2023 mendatang,” kata Rachmat.
(Baca: PGN Bangun Terminal LNG Jawa Timur, Beroperasi Kuartal IV 2019)
Sementara fase kedua adalah pembangunan terminal pengisian LNG skala kecil menggunakan ISO tank ukuran 20-40 kaki kontainer untuk mendistribusikan gas alam cair di luar sistem pipa atau pun menggunakan truk. Sedangkan fase ketiga yakni pembangunan tangki LNG permanen ukuran 50 ribu cbm dan dapat ditingkatkan hingga 180.000 cbm.
Terminal LNG itu sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gas di Jatim. Keberadaan Terminal LNG di Teluk Lamong itu diharapkan jadi langkah antisipatif jika ada kendala terkait pasokan gas bumi di Jatim. Lantaran selama ini, pasokan gas di Jatim hanya mengandalkan sumur gas Kontrak Kerja Sama migas di sekitar wilayah tersebut.
Secara konsep besar pengelolaan ketahanan pasokan keberadaan Terminal LNG Teluk Lamong itu juga bakal mendukung pasokan gas bumi secara nasional. Integrasi moda transportasi gas bumi baik berbasis pipa maupun non pipa yang diupayakan dapat menjangkau seluruh wilayah pasar merupakan cara agar pemanfaatan gas bumi domestik dapat meningkat.
Selain fasilitas terminal LNG, Teluk Lamong akan meregasifikasi pasok LNG dan dialirkan ke jaringan pipa. Fasilitas tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk pengisian LNG trucking dengan memanfaatkan ISO tank yang dapat mendistribusikan kebutuhan gas bumi ke wilayah yang belum dijangkau infrastruktur pipa.
(Baca: PGN dan Pelindo III Bangun Terminal LNG di Jawa Timur dalam Tiga Fase)
Fasilitas tersebut diharapkan bisa menjadi solusi dan sarana untuk membuka pasar ritel baru di Jatim dan Jateng. Terlebih jika pipa transmisi Gresik–Semarang sepanjang 267 kilometer rampung. Pembangunan pipa gas Gresik–Semarang ditargetkan kelar pada Maret 2020. Adapun saat ini progres pembangunannya sudah lebih dari 90%.
Selain pipa transmisi, PGN juga bakal membangunan pipa distribusi Semarang–Kendal–Ungaran sepanjang 96 km. Di Sumatera, PGN juga tengah mengerjakan pembangunan pipa transmisi Duri–Dumai tahap II sepanjang 67 km.
“Selain infrastruktur gas bumi yang sedang digenjot, pemenuhan kebutuhan gas bumi untuk menekan subsidi energi dari sisi pasok harus mulai diperhatikan," kata Rachmat.
Dia melanjutkan, dengan karakteristik cadangan-cadangan baru yang lebih cocok ditransportasikan dengan basis LNG dan uncommitted LNG yang belum terserap secara maksimal, pasar domestik membutuhkan kebijakan DMO LNG agar konsumen domestik dapat diproteksi guna meningkatkan daya saing dengan pasar ekspor.