Fasilitas Gas di Blora Terbakar, Pertamina: Tak Ada Korban Jiwa

Pertamina
Fasilitas Central Processing Plant (CPP) Gundih yang dioperasikan Pertamina EP sempat terbakar pada Kamis (9/4). Saat ini, api telah padam dan seluruh pekerja telah dievakuasi.
Penulis: Ratna Iskana
9/4/2020, 13.05 WIB

Pertamina  EP menyatakan telah terjadi kebakaran di Central Processing Plant (CPP) Gas Gundih yang berada di Blora pada hari ini, Kamis (9/4). Perusahaan menyebut penyebab kebakaran karena ada gangguan operasi di area Thermal Oxidizer (TOX).

Pertamina EP pun terpaksa menghentikan operasional seluruh CPP Gundih. "Alhamdullilah sudah teratasi dan padam," ujar Manager Public Relations Pertamina EP Hermawan Y. Yusron ke Katadata.co.id pada hari ini.

General Manager Pertamina EP Asset 4 Agus Amperianto dalam kesempatan terpisah menceritakan kronologis kejadian. Menurut dia, informasi kebakaran di CPP Gundih didapat pada pukul 09.40 WIB.

Tim Penanganan Keadaan Darurat pun langsung berupaya stabilisasi fasilitas tersebut. "Saat ini operasi di CPP Gundih dan sumur gas sudah shutdown untuk proses stabilisasi," ujar Agus dalam keterangan tertulis pada Kamis (9/4).

(Baca: Pertamina Cepu Lanjutkan Pengeboran Proyek Tiung Biru saat Pandemi)

Agus juga menyebut tidak ada korban jiwa atas kejadian itu. Seluruh pekerja di dalam area CPP Gundih pun sudah dievakuasi.

"Dua unit mobil pemadam kebakaran serta ambulance dan paramedic kami standby di lokasi," ujar Agus.

Agus menambahkan bahwa saat ini tim PKD masih terus menjaga fasilitas CPP Gundih untuk keamanan hingga kondisi stabil. Dia pun berharap masyarakat di sekitar lokasi untuk tidak panik.

Pasalnya, tim Pertamina EP terus menangani kondisi tersebut sampai tuntas. "Mohon doanya agar fasilitas CPP Gundih bisa segera beroperasi normal, dan produksi gas sebesar 50 MMSCFD bisa kembali kami salurkan ke konsumen," ujar Agus. 

CPP Gundih memang menyalurkan gas untuk PT SPP, PLTGU Tambak Lorok Semarang, PGN Jargas Blora dan Jargas Semarang. Gas untuk CPP Gundih diambil dari Cepu Field yang dikelola Pertamina EP Asset 4.

(Baca: Pertamina EP Pangkas Produksi jika Harga Minyak Indonesia Capai US$ 30)