SKK Migas Proyeksi Operasional Tangguh Train Mundur ke Kuartal IV 2021

KATADATA/
Ilustrasi, Blok Tangguh. SKK Migas memproyeksi operasional Tangguh Train 3 akan mundur menjadi kuartal IV 2021
17/4/2020, 13.58 WIB

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas memproyeksi pengerjaan proyek Tangguh Train 3 di Teluk Bintuni, Papua Barat, bakal mundur dari jadwal yang dicanangkan.

Meski demikian, BP Indonesia selaku pengelola, mengupayakan agar proyek tersebut dapat rampung sesuai jadwal yang ditetapkan, yakni kuartal III 2021.

Head of Country BP Indonesia Moektianto Soeryowibowo mengatakan meski terjadi pandemi Covid-19, pengerjaan proyek Tangguh Train 3 terus tetap berjalan. Adapun pihaknya terus berkoordinasi dengan SKK Migas guna memastikan proyek berjalan dengan lancar.

"Untuk mengambil langkah-langkah penting dalam memastikan keselamatan dan kesehatan pekerja kami di lapangan seraya menjaga keberlanjutan dan keterandalan operasi dan capaian-capaian penting proyek," kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (17/4).

Sementara, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengusahakan, agar proyek Tangguh Train 3 tidak mengalami kemunduran hingga bergeser tahun. Hanya, dirinya memperkirakan proyek tersebut baru rampung pada kuartal IV 2021 atau mundur dari rencana awal yakni kuartal III 2021.

(Baca: Produksi LNG Kilang Tangguh Tetap Berjalan Meski di Tengah Pandemi)

"Untuk proyek strategis nasional Tangguh juga akan alami kemunduran. Kami masih diskusikan agar tidak geser tahun, harapannya masih bisa dikejar di kuartal IV 2021," kata Dwi melalui video conference, Kamis (16/4).

Jadwal produksi proyek Tangguh Train 3 sejatinya telah mengalami kemunduran dari rencana awal. Sebab, proyek Tangguh Train 3 awalnya direncanakan dapat beroperasi pada kuartal III 2020.

Namun, lantaran keterlambatan pengiriman material yang berasal dari Sulawesi dan Jawa, akhirnya proyek tersebut bergeser pada kuartal III 2021. Adapun, keterlambatan tersebut disebabkan oleh gempa dan tsunami yang mengguncang Palu tahun lalu. Ditambah dengan erupsi anak Gunung Krakatau yang membuat pasokan material terhambat.

Selain itu, jumlah pekerja yang semakin berkurang juga turut menghambat pengerjaan Tangguh Train 3. Pasalnya, banyak pekerja yang kebanyakan berasal dari Jawa tidak kembali ke Papua, padahal dibutuhkan kurang lebih 10.000 pekerja mempercepat pengerjaan.

Proyek Tangguh sudah memiliki dua Train dengan kapasitas masing-masing 3,8 juta metric tonne per annum (MTPA). Beroperasinya Train 3 akan mampu meningkat total kapasitas Tangguh, hingga total keseluruha mencapai 11,4 juta MTPA.

(Baca: CEO BP Sebut Tak Pangkas Pekerjaan meski Harga Minyak Anjlok)

Reporter: Verda Nano Setiawan