Heboh Virus Corona, Garuda Tingkatkan Kewaspadaan Layanan Penerbangan

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Maskapai Garuda Indonesia bersiap mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Perusahaan memberi perhatian khusus terhadap antisipasi penyebaran virus corona.
Penulis: Ekarina
25/1/2020, 17.07 WIB

Maskapai penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk meningkatan kewaspadaan terkait merebaknya  virus corona.  Peningkatan kewaspadaan dilakukan melalui edukasi maupun langkah antisipatif lain di seluruh lini operasional dan stakeholder layanan penerbangan.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, perusahaan memberi perhatian khusus terhadap antisipasi penyebaran virus. Adapun upaya pencegahan ini dilakukan dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan penerbangan serta kenyamanan penumpang.

"Kami telah meningkatkan pengawasan terhadap sejumlah layanan penerbangan yang beroperasi di sejumlah rute internasional dan rawan penyebaran virus," kata Irfan dalam keterangannya, Sabtu (25/1).

(Baca: Korban Meninggal Corona Bertambah jadi 41 dan 1.300 Orang Terinfeksi)

Menurutnya, Garuda Indonesia saat ini tidak memiliki rute penerbangan dari dan menuju Wuhan.

Namun demikian, Garuda Indonesia turut meningkatkan pengawasan bersama otoritas bandara setempat dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di Indonesia khususnya di terminal kedatangan internasional.

"Kami akan mematuhi seluruh kebijakan regulator terkait upaya pencegahan virus tersebut, salah satunya melalui kebijakan penyampaian dokumen kesehatan berupa general declaration of health dan manifes penumpang," katamnya.

Dokumen itu menurutnya akan kepada petugas kesehatan sesaat setelah mendarat untuk flight yang melayani penerbangan langsung maupun transit khususnya dari Tiongkok dan Hong Kong.

Garuda Indonesia juga mengimbau para penumpang untuk tetap tenang, meningkatkan kewaspadaan serta memahami pencegahan penyebaran virus tersebut yang dilakukan dengan mengedepankan aspek kebersihan diri dan memastikan kondisi kesehatan dalam keadaan fit sebelum melakukan perjalanan.

(Baca: Dampak Virus Corona, Industri Penerbangan Global Terancam Rugi)

Pihaknya juga akan merekomendasikan penggunaan alat pelindung dini seperti masker hingga hand sanitizer bagi petugas, crew maupun penumpang.

“Kami juga secara seksama menjaga kondisi kesehatan awak pesawat dengan memastikan seluruh awak pesawat telah mendapatkan waktu istirahat yang cukup pada saat menjalankan tugas," ujarnya.

Garuda Indonesia terus memantau situasi terkini, mengambil tindakan yang diperlukan dan akan terus memberikan informasi terbaru khususnya terkait dampak atas pelayanan penerbangan.

Lion Air Alihkan Rute 

Sementara itu, maskapai penerbangan lain, Lion Air grup menyatakan masih akan melayani penerbangan Denpasar - Wuhan. Namun, berdasarkan aturan otoritas setempat, layanan penerbangan Lion Air dilakukan dengan beberapa ketentuan.

Untuk penerbangan Denpasar  - Wuhan yang beroperasi 24 dan 26 Januari 2020 hanya pemulangan dengan membawa tamu atau penumpang yang masih berada di Bali.

Selanjutnya, penerbangan Wuhan – Denpasar sebagai ferry flight yaitu hanya membawa kru dan tidak melayani tamu atau penumpang.

Sejalan dengan pembatasan akses trasportasi dan pergerakkan warga Tiongkok, perusahaan juga menyatakan, untuk rute penerbangan Denpasar – Wuhan mengalami perubahan menjadi rute Denpasar ke Changsa – Bandar Udara Internasional Huanghua, Hunan.

"Perubahan dan pembatalan penerbangan merupakan implementasi dan langkah preventif terhadap penyebaran virus pneumonia di Wuhan. Upaya pencegahan pada penerbangan internasional juga berlaku dari dan ke Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia," kata Corporate Communication Strategic Lion Air, Danang Mandala Prihartoro dalam keterangan resmi, Sabtu (25/1).

(Baca: Garuda Belum akan Hentikan Penerbangan untuk Antisipasi Virus Corona)

Adapun untuk perkembangan lebih lanjut dan terbaru mengenai rute dimaksud, akan disampaikan kemudian.

Otoritas kesehatan Tiongkok sebelumnya mencatat, hingga hari ini jumlah korban meninggal akibat virus corona bertambah menajdi 41 orang dan telah menginfeksi hampir 1.300 orang. 

Virus ini juga diketahui terus menyebar ke sejumlah negara. Terbaru, penyebaran virus telah menjangkau Malaysia dan Australia.