Organsisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengingatkan pandemi corona masih belum usai. Peringatan tersebut disampaikan karena kebijakan negara-negara di Eropa yang memperlonggar karantina wilayah (lockdown).
Kasus baru Covid-19 di Eropa memang menurun. Namun, WHO meminta seluruh negara tetap mencari, isolasi, tes, dan merawat semua pasien untuk melanjutkan penurunan kasus Covid-19.
"Pandemi jauh dari selesai. WHO terus memperhatikan peningkatan kasus di Afrika, Timur Eropa, Amerika Latin, dan beberapa negara di Asia," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dari keterangan resmi pada Senin (27/4) malam.
Menurut dia, banyak negara yang tidak melaporkan jumlah kasus dan kematian karena kurangnya kapasitas pengujian virus corona. Oleh karena itu, WHO akan terus mendukung negara-negara tersebut.
Pada pekan lalu, WHO telah mengirimkan suplai ke lebih dari 40 negara di Afrika. Secara global, WHO telah mengirimkan jutaan barang berupa alat pelindung diri ke 105 negara dan suplai laboratorium untuk lebih dari 127 negara.
WHO akan terus menyalurkan bantuan kepada negara-negara yang membutuhkan peralatan untuk menangani pandemi corona."Kita menghadapi jalan yang panjang, dan banyak hal yang harus dikerjakan. WHO komitmen untuk melakukan apapun demi mendukung semua negara," ujar Tedros.
(Baca: Kasus Corona di AS Tembus 1 Juta, Beberapa Negara Bagian Buka Lockdown)
Dia mengingatkan kepemimpinan politik menjadi penting, termasuk peran dari parlemen. Selain itu, dia berharap seluruh negara bersatu melawan pandemi corona.
"Jika kita tidak bersatu, virus akan membuat jarak antara kita dan menciptakan malapetaka, banyak nyawa akan hilang. Kita hanya bisa melawan virus dengan bersatu di tingkat nasional dan solidaritas di level global," ujarnya.
Berdasarkan Worldmeter pada Selasa (28/4) pukul 09.56 WIB, jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia menembus 3 juta pasien dengan jumlah kematian 211.612 orang.
Sedangkan jumlah pasien yang sembuh meningkat jauh lebih tinggi. Hingga hari ini, jumlah pasien yang sembuh mencapai 922.389 orang.
Jumlah kasus terbanyak berada di Amerika Serikat dengan 1,01 juta, di susul Spanyol sebanyak 229.422 orang, dan Italia 199.414 orang.
Sedangkan Indonesia mencatat jumlah kasus hingga Senin (27/4) mencapai 9.096 pasien dengan jumlah kematian 765 orang. Untuk jumlah pasien yang sembuh mencapai 1.151 orang.