Drone Pemberontak Yaman Serang Kilang Minyak Terbesar Arab Saudi

Katadata
Ilustrasi kilang minyak. Dua kilang minyak milik Arab Saudi diserang drone atau pesawat tanpa awak milik pemberontak Houthi pada Sabtu pagi (15/9) waktu setempat.
15/9/2019, 09.06 WIB

Dua kilang minyak milik Arab Saudi mendapat serangan bom melalui drone atau pesawat tanpa awak pada Sabtu pagi (15/9) waktu setempat. Kelompok pemberontak Houthi dari Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Kebakaran besar kemudian terjadi pada fasilitas kilang minyak terbesar di dunia itu. Akibatnya, produksi minyak Arab Saudi berkurang setengah.

Dilansir dari The Guardian, juru bicara militer pemberontak Houthi Yaman Yahia Sarie mengakui perbuatan kelompoknya. “Pemberontak memang telah mengirim 10 drone untuk menyerang kilang minyak Abqaiq dan lading minyak Khurais,” ujar Sarie, kemarin.

Serangan ini akan bertambah buruk jika perang di Yaman terus berlanjut. Karena itu, ia menegaskan, satu-satunya pilihan bagi pemerintah Saudi adalah berhenti menyerang negaranya.

Sejak Maret 2015, Arab Saudi berperang melawan pemberontak di Yaman. Pemberontak ini didukung oleh Iran dan beberapa wilayah lain di negara termiskin di Arab.

(Baca: Harga Minyak Turun 1% Menyusul Keraguan Kesepakatan Dagang AS-Tiongkok)

Perang tersebut telah memicu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Berdasarkan data Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata, lembaga riset di America Serikat (AS), warga Yaman telah di ambang krisis kelaparan dan sudah lebih dari 90 ribu orang terbunuh.

Pemerintah Arab Saudi melalui Kementerian Dalam Negeri menjelaskan, serangan drone tersebut memicu kebakaran. Adapun Abqaiq dan Khurais merupakan lokasi utama fasilitas perusahaan minyak Saudi Arabia yakni Saudi Aramco.

"Pada pukul 04.00 waktu setempat, tim keamanan industri dari Aramco mulai menangani kebakaran pada dua fasilitas di Abqaiq dan Khurais sebagai dampak dari serangan drone. Dua kebakaran tersebut berhasil dikendalikan," kata Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi seperti dikutip dari Saudi Press Agency.

Sejak kebakaran terjadi, belum ada penjelasan mengenai korban dalam serangan tersebut atau nasib fasilitas perusahaan Saudi Aramco. Pihak Arab Saudi kini sedang melakukan penyelidikan atas serangan drone tersebut.

(Baca: AS Wacanakan Pelonggaran Sanksi terhadap Iran, Harga Minyak Turun 2%)

Saudi Aramco menggambarkan fasilitas Abqaiq sebagai pabrik stabilisasi minyak mentah terbesar di dunia. Abqaiq diperkirakan mampu memproses hingga tujuh juta barel minyak mentah per hari.

Sedangkan, ladang minyak Khurais memproduksi lebih dari 1 juta barel minyak mentah per hari. Perusahaan juga memperkirakan ladang minyak dunia ini memiliki cadangan lebih dari 20 miliar barel.

Hingga kini, belum terdapat dampak langsung pada harga minyak global. Hal ini karena pasar masih tutup pada akhir pekan. Harga minyak mentah Brent saat ini masih diperdagangkan di atas US$60 per barel.

Reporter: Agatha Olivia Victoria