Wabah Corona Merebak, Kementan Klaim Stok Pangan Aman hingga Agustus

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pedagang membersihkan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (12/3/2020). Kementan klaim pasokan 11 komoditas pangan aman hingga Agustus di tengah merebaknya wabah corona.
Penulis: Ekarina
16/3/2020, 19.19 WIB

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, stok 11 kebutuhan pangan dalam kondisi aman di tengah merebaknya wabaah virus corona. Dia menepis stok pangan saat ini dalam kondisi menipis sehingga masyarakat tak perlu khawatir terjadinya kekurangan pasokan serta kenaikan harga barang.

"Kementan mengawal ketat pasokan dan stok pangan. Masyarakat tenang dan tidak perlu resah. Hitungan kami hingga Agustus masih cukup," kata Syahrul di Jakarta, Senin (16/3).

Syahrul mengatakan ada 11 komoditas pokok yang dikawal, yakni beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, dan minyak goreng.

(Baca: Kemendag Terbitkan Lagi Izin Impor Gula Sebanyak 550 Ribu Ton)

Menurut Mentan, panen raya padi, jagung dan komoditas lainnya masih terus berlangsung hingga beberapa bulan kedepan. Dengan demikian, stok pangan akan terus bertambah dan secara simultan mengisi pasar.

Namun, dia juga tak menampik bahwa memang ada komoditas yang stoknya harus didatangkan dari luar negeri, karena produksi dalam negeri belum mencukupi saat ini, seperti bawang putih, daging sapi dan gula.

"Keadaannya tidak terhindarkan mengingat pemerintah ingin pastikan tidak ada kelangkaan menjelang puasa dan lebaran," ujarnya.

Pemerintah juga akan melibatkan para  pengusaha bidang pangan untuk menjaga stok dan harga [pangan agar tetap stabil. Dia pun mengajak semua pihak tidak mengambil keuntungan dari keadaan abnormal akibat wabah virus corona.

(Baca: Impor Terhambat Dampak Corona, Pengusaha Indikasikan Harga Pangan Naik)

Berdasarkan data perkiraan pasokan ketersediaan pangan strategis nasional, untuk periode Maret hingga Agustus 2020 untuk komoditas beras, dari kebutuhan 15 juta ton pemerintah mencatat memiliki ketersediaan 25,6 juta ton. Jagung dari kebutuhan 9 juta ton, ketersediaannya mencapai 13,7 juta ton.

Bawang Merah kebutuhan 701.482 Ton ketersediaannya 1,06 juta ton. Selanjutnya cabai besar dari kebutuhan 551.261 ton ketersediaannya 657.467 ton, daging ayam ras dari kebutuhan 1,73 juta ton kebutuhannya 2,06 juta ton, minyak goreng dari kebutuhannya 4,41 juta ton, ketrsediaannya 23,3 juta ton.

Adapun untuk daging sapi/kerbau kebutuhannya sekitar 376.035 ton, ketersediaannya mencapai 517.872 dengan total rencana impor 290 ribu ton.
Cabai rawit dari kebutuhan 291 ribu ton, ketersediaannya 734 ribu ton. Lalu,
telur ayam ras dari kebutuhan 2,48 juta ton, ketersediaannya ada 2,57 juta ton.

Kemudian gula dari kebutuhan 1,39 juta ton, ketersediaannya mencapai 2,86 juta ton dengan rencana impor 672.500 ton.  Adapun bawang putih dari kebutuhan 291 ribu ton, ketersediaannya hanya ada sekitar 288 ribu ton. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan pemerintah rencananya bakal mengimpor 196.549 ton bawang putih.

Percepat Impor

Sementara itu, Kementerian Perdagangan sebelumnya menytakan bakal membuka keran impor untuk menurunkan lonjakan harga barang di pasar. 

Dengan demikian, Kemendag memperkirakan harga gula dan bawang putih akan turun pada dua minggu mendatang.  Harga bawang putih dan gula sempat melambung bersamaan dengan merebaknya virus corona Covid-19. 

"Kami harapkan dua minggu setelah ini (pasokan sudah tersalurkan ke pasar)," kata kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Suhanto di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (6/3).

Menurutnya, harga gula pasir meningkat lantaran ada kendala pada distribusi. Proses pengolahan membutuhkan waktu selama sepekan. "Makanya kami minta dipercepat," ujar dia.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyatakan impor gula kristal mentah akan masuk pada akhir Maret 2020. Pemerintah berharap tambahan pasokan mampu menurunkan harga gula.

Impor tersebut merupakan bagian dari Surat Perizinan Impor (SPI) yang telah dikeluarkan oleh Kemendag sebesar 438.8 ribu ton. Gula kristal mentah tersebut akan diolah oleh industri menjadi gula kristal putih guna memenuhi kebutuhan konsumsi.

"Akhir bulan ini masuk lagi 260 ribu ton," kata  Agus  di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (11/3).

(Baca: Mendag Janji Tak Ubah HET Bahan Pokok saat Ramadan dan Lebaran)

Setelah mengecek stok importir, Agus menyebut terdapat pasokan gula hingga 160 ribu ton. Oleh karena itu, ia meminta importir dan distributor untuk mempercepat distribusi gula ke pasar. Selain itu, pemerintah akan menggelar operasi pasar untuk mengatasi lonjakan harga gula pasir.

Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, rata-rata harga gula pasir lokal di pasar tradisional Senin (16/3) masih bertahan tinggi di kisaran Rp 16.750 secara nasional dibandingkan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 12,500 per kilogram.

Naiknya harga gula juga diikuti beberapa komoditas seperti daging sapi kualitas I sesbear Rp 121.500 per kg, bawang merah ukuran sedang Rp 37.750 per kg dan cabai rawit merah Rp 42.850 per kg.