Ditargetkan Beroperasi Akhir Tahun Ini, Tol Cisumdawu Terhambat Lahan

Foto udara pembangunan jalan layang Tol Cisumdawu di pintu keluar Jalan Tol Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (24/11/2019). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan Tol Cileunyi Sumedang Dawuan (Cisumdawu) dapat beroperasi pada akhir 2020.
Editor: Ekarina
6/1/2020, 22.27 WIB

Pemerintah menargetkan pembangunan jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) dapat selesai dan dioperasikan pada akhir tahun ini. Namun demikian, proses pembangunan beberapa ruas tol tersebut masih terkendala pembebasan lahan.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan lahan tol yang masih terkendala saat ini mencapai 30% dari total keseluruhan proyek.

Oleh karena itu, pihaknya berupaya mempercepat pengerjaan pembangunan dengan berkoordinasi bersama beberapa kementerian lain seperti Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

(Baca: Proyek Tol Cisumdawu Masih Terkendala Pembebasan Lahan)

"Lagi-lagi masalah tanah. Kami sudah sepakat dengan Bapak-bapak Menteri penyelesaiannya semua terpadu," kata Luhut usai menjalani pertemuan di kantornya, Jakarta, Senin (6/1).

Menurut dia, konstruksi ruas tol Cisumdawu telah dibangun secara bertahap di beberapa seksi, kendati belum sepenuhnya terhubung. Meski demikian, Luhut menyebut beberapa seksi tol tersebut sudah bisa digunakan karena konstruksinya telah rampung.

Jika tol ini rampung, dapat menghubungkan dan memangkas waktu tempuh  Bandung dengan Bandara Kertajati. "Sudah lumayan bisa. Kalau semua bisa jalan, jaraknya bisa 61 kilometer jadi jarak tempuhnya dari Bandung satu jam. Ini nanti kalau sudah selesai semua," kata dia.

Hal senada juga diungkapkan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Budi mengatakan telah meminta Kementerian PUPR untuk mendata kekurangan pembangunan untuk mempercepat operasional tol.

Dari enam seksi yang ada pada ruas tol itu, kendala pembebasan lahan masih ada pada seksi III dan IV. "Sedangkan seksi III dan IV kami menggunakan jalan provinsi atau jalan nasional yang memghubungkan itu," kata Budi.

(Baca: Penerbangan Luar Jawa di Bandara Husein Dialihkan ke Bandara Kertajati)

Lebih lanjut, Budi menjelaskan perkembangan pembangunan pada seksi I, II dan III telah mencapai 80%.  Menurutnya, salah satu kendala penyelesaian tol dikarenakan sulitnya pembebasan lahan pada seksi IV dan V yang kebanyakan dimiliki Perhutani. 

"Masih kecil (pembebasan lahan) karena itu tanah perhutani," kata dia.

Sebelumnya, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) juga menyatakan pembangunan proyek jalan tol Cisumdawu masih terkendala pembebasan lahan. Untuk pembahasan lahan seksi satu baru mencapai 70,14%, seksi dua fase II 93%, seksi tiga 99,74%, seksi empat 9,75%, seksi lima 0%, seksi enam 75,26%.

(Baca: Tol Cisumdawu Bisa Mulai Dijajal Saat Mudik Lebaran 2019)

Anggota BPJT Agita Widjajanto menjelaskan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) belum mengembalikan dana talangan tanah masyarakat untuk pembangunan proyek jalan tol tersebut. Sehingga tanah yang baru akan dibebaskan juga jadi terhambat. 

"LMAN belum mengembalikan dana talangan tanah. Jadi proses pembayaran tanah selanjutnya terlambat, juga ada beberapa hal yang tidak bisa diganti LMAN," kata dia, kepada Katadata.co.id, Senin (1/7).

Reporter: Tri Kurnia Yunianto