Fakta-fakta Bandara Kediri yang Akan Dibangun oleh Gudang Garam

ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Pekerja beraktivitas di proyek jalan menuju lokasi Bandara Dhoho, Kediri, Jawa Timur, Kamis (5/3/2020). Gudang Garam akan membangun bandara ini dengan nilai investasi mencapai Rp 9 triliun.
Penulis: Sorta Tobing
11/3/2020, 13.38 WIB

Pembangunan Bandar Udara Dhoho di Kediri, Jawa Timur, akan mulai berjalan pada 15 April 2020. PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Gudang Garam Tbk telah menandatangani nota kesepahaman atau MoU untuk proyek bandara itu kemarin, Selasa (10/3).

Bandara Kediri dibangun dengan menggunakan konsep multi-airport. Kehadirannya dapat menjadi alternatif untuk mengurangi daya tampung Bandara Juanda, Surabaya yang sudah maksimal.

Melalui proyek tersebut, Gudang Garam berharap bisa meningkatkan kontribusinya bagi Jawa Timur. "Ini investasi jangka panjang secara nasional," ucap Direktur Gudang Garam Istata Taswin Siddharta di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (10/3).

Bandara ini telah masuk dalam proyek strategis nasional atau PSN. Harapannya, Bandara Dhoho dapat membuka area ke wilayah Tulung Agung, Blitar, Ponorogo, Trenggalek, Madium, dan Magetan.

(Baca: Bangun Bandara Kediri, Apakah Gudang Garam Untung?)

ndara Dhoho di Kediri ini rencananya akan dibangun di Desa Grogol, Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Bangun Bandara Kediri, Apakah Gudang Garam Untung?" , https://katadata.co.id/berita/2020/03/10/bangun-bandara-kediri-apakah-gudang-garam-untung
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Agustiyanti

Meskipun rincian kerja sama itu belum final, berikut fakta-fakta sementara tentang Bandara Kediri:

1. Biaya pembangunan Bandara Kediri Rp 9 triliun

Itata mengatakan biaya pembangunannya turun Rp 1 triliun dari prediksi awal Rp 10 triliun. “Dengan berjalannya waktu, kami setuju, sekarang saya boleh mengecilkan range antara Rp 6 triliun sampai Rp 9 triliun,” katanya. Seluruh dana itu akan berasal dari internal Gudang Garam.

2. Daya tampung capai 1,5 juta penumpang

Pada tahun lalu, Bandara Juanda tercatat melayani sekitar 16,6 juta penumpang dengan trafik mencapai 129 ribu pergerakan pesawat dan kargo mencapai 88,4 juta kilogram. Sedangkan tahap pertama Bandara Kediri bisa menampung 1,5 juta penumpang per tahun.

3. Bisa untuk pendaratan pesawat berbadan besar

Panjang runway atau landasan pacunya sampai 3.300 meter sehingga mampu didarati oleh pesawat berbadan besar. Hal ini juga menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan daya tampung Bandara Djuanda, Surabaya.

(Baca: Menhub Sarankan Bandara Kediri Milik Gudang Garam Berstatus Nasional)

4. Kebutuhan lahannya capai 400 hektare

Masih ada dua hektare lahan yang belum bebas untuk pembangunan Bandara Kediri. Namun, AP I dan Gudang Garam meyakini masalah ini akan segera teratasi. Seluruh kebutuhan lahannya mencapai 400 hektare. Proyek ini ditargetkan rampung dalam dua tahun.

5. Hak konsesi untuk Gudang Garam hingga 50 tahun

Kementerian Perhubungan akan memberikan hak konsesi pengelolaan Bandara Kediri kepada Gudang Garam selama 30 tahun sampai 50 tahun. Kementerian berencana menerbitkan izin badan usaha bandar udara (BUBU) jika sudah ada penunjukan untuk Gudang Garam.

Perusahaan berharap mendapat hak itu hingga 50 tahun. Itata mengaku tak mengejar untung. Namun, konsesi lebih dari 50 tahun dibutuhkan agar perusahaan tak terlalu merugi.

Reporter: Ihya Ulum Aldin