Mampu produksi 1 juta masker yang bisa dicuci ulang atau washable, PT Pan Brothers Tbk pastikan menggunakan bahan baku dalam negeri.
Vice Chief Executive Officer Pan Brothers, Anne Patricia Sutanto mengatakan, hingga saat ini Pan Brothers sudah memproduksi 1 juta masker washable per hari. Bahan baku untuk membuat masker ini menurutnya, telah mampu dipenuhi dari sumber lokal.
"Bahan baku masker semua dipenuhi lokal dari pabrik kain Pan Brothers dan anak usaha. Bahan baku seperti benang jahit juga berasal dari anak perusahaan," kata Anne kepada Katadata.co.id, Senin (20/4).
Produk masker washable yang dihasilkan Pan Brothers ini terdiri dari tiga jenis, yakni masker kain biasa, masker dengan lapisan anti virus dan anti microba, serta masker yang dilengkapi lapisan anti virus, anti mikroba, dan lapisan air.
Seperti diketahui, Pan Brothers sepekan lalu menyatakan akan memproduksi masker dan alat pelindung diri (APD), untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang sedang tinggi akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Untuk APD, Pan Brothers memproduksi pakaian hazmat washable dan hazmat sekali pakai atau disposable. Berbeda dengan masker, bahan baku keduanya beberapa masih mengandalkan bahan impor.
“Produk hazmat washable bisa 95% bahan baku dari lokal, sedangkan hazmat diposable bahan bakunya 90% masih impor. Sumber bahan baku kami kumpulkan dari empat negara” ujarnya..
(Baca: Penuhi Kebutuhan Domestik, Pan Brothers Bidik Produksi 100 Juta Masker)
Secara keseluruhan, saat ini Pan Brothers mampu memproduksi 1 juta masker washable per hari, 30.000 hazmat washable dan 100.000 disposable hazmat. Produksi ini akan ditingkatkan menjadi 100 juta masker washable and 1 juta hazmat washable dan 10 juta hazmat disposable, dalam beberapa bulan ke depan.
Anne menambahkan, target yang dipasang oleh Pan Brothers ini sudah sold out alias sudah dipesan semua. Sayang, Pan Brothers enggan buka-bukaan soal berapa besar pendapatan yang diperoleh dari penjualan masker dan hazmat ini.
Sebelumnya, sebanyak 20 perusahaan tekstil menyatakan, akan memproduksi APD untuk para tenaga kesehatan yang menangani pandemi Covid-19. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyebut, total kapasitas yang dapat dihasilkan mencapai 17 juta unit per bulan.
Sekretaris Eksekutif API Rizal Tanzil Rakhman menjelaskan, produksi APD hingga kini tak mengalami kendala, termasuk dari segi bahan baku. Namun, ia belum dapat memastikan apakah hasil produksi akan dijual secara komersial.
Kenaikan permintaan APD pun diperkirakan tak mampu mendorong pertumbuhan industri tekstil yang tengah kesulitan akibat penurunan permintaan di tengah pandemi corona.
"Kalau membantu pertumbuhan sepertinya tidak, tapi sedikit mengisi kekosongan utilisasi," ujar Rizal, Senin (6/4).
(Baca: 20 Perusahaa Tekstil akan Produksi Jutaan APD bagi Tenaga Medis Corona)