Bekraf Kejar Target PDB Rp 1.000 Triliun dari Industri Kreatif

Festival Kreatif KATADATA | Arief Kamaludin
Festival Kreatif KATADATA | Arief Kamaludin
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
17/10/2017, 15.48 WIB

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menargetkan industri kreatif dapat bernilai Rp 1.000 triliun tahun ini. Angka tersebut naik 17,34% dibandingkan pencapaian pada 2015 lalu yakni Rp 852,2 triliun.

Kepala Bekraf Triawan Munaf menyatakan, dengan nilai mencapai Rp 852,2 triliun, industri kreatif telah menyumbang 7,38 Produk Domestik Bruto (PDB). “Kalau 2015 Rp 852,2 triliun, ya pasti ada peningkatan, tahun ini bisa lebih dari Rp 1000 triliun,” ujar Triawan di kantor staff Presiden, Jakarta, Selasa (17/10/2017).

Hanya, ia mengakui bahwa belum ada pencatatan data yang memadai di sektor industri kreatif. Maka Triawan berinisiatif untuk menggandeng Badan Pusat Statistik agar pendataan kegiatan industri ini dapat lebih memadai.

"Kerja sama dengan BPS bakal mendorong kinerja pelaku ekonomi kreatif karena pekerjaan mereka jadi diperhitungkan," kata Triawan.


10 Ekspor Ekonomi Kreatif Indonesia 2013

Salah satu contohnya, subsektor musik yang dibawahi Bekraf adalah perhitungan yang cuma didasarkan oleh penjualan rilisan fisik hanya sebesar 0,49% dari PDB yang disumbangkan ekonomi kreatif.

Menurut Triawan, kecilnya kontribusi musik merupakan bentuk penerimaan negara lain yang belum tercatat oleh BPS. Contohnya pertunjukkan musik di panggung yang dilakukan oleh banyak musisi.

Data yang disebutkan Triawan juga selalu merujuk pada kontribusi ekonomi kreatif pada 2015. Dia tidak pernah menyebutkan data terbaru yang direkam pada tahun lalu. Sehingga, kerja sama dengan BPS dinilai bakal mempersiapkan langkah Bekraf lebih baik.

"Kita harus memiliki riset karena tantangannya kita tidak punya data yang akurat dari setiap subsektor," ujar Triawan.

Selain pencatatan, Triawan juga menyebut bakal bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat untuk membangun gedung budaya yang ikonik. Refleksinya adalah Esplanade di Singapura dan Royal Albert Hall di Inggris.

Menurutnya, pembangunan infrastruktur kesenian bakal meningkatkan nilai Indonesia di luar negeri. "Kita akan memperbaiki cara berpromosi ke luar negeri sehingga karya setiap orang bisa dimonetisasi dengan hak kekayaan intelektual," jelas Triawan.

Reporter: Michael Reily