Sudah Diekspor, JK: Produk Narapidana Tak Boleh Dipandang Sebelah Mata

Antara
Ilustrasi Lembaga Pemasyarakatan. Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Jusuf Kalla membuka Pameran Produk Unggulan Narapidana (PUN) di Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, pada hari ini (26/3).
26/3/2019, 18.36 WIB

Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Jusuf Kalla membuka Pameran Produk Unggulan Narapidana (PUN) di Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, pada hari ini (26/3). Menurut dia, kreaktivitas Warga Binaan Permasyarakatan (WBP) tidak lagi boleh dipandang sebelah mata. Sebab, beberapa produknya sudah diekspor.

Produk hasil karya WBP atau  narapidana yang sudah diekspor seperti sarung tangan, produk makanan dan minuman, fesyen, kerajinan tangan seperti lukisan, dan lainnya. Contoh lainnya, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Sragen, Jawa Tengah mengekspor 18.500 lembar keset berkarakter ke Australia pada 2018.

Sejalan dengan hal itu, JK, demikian ia biasa disapa, berharap agar kreativitas para narapidana terus ditingkatkan. Produk kerajinan tangan diminati banyak konsumen. "Raga boleh hilang kemerdekaan, tapi jiwa harus tetap berkembang,” kata Jusuf Kalla di Kemenperin, Jakarta, Selasa (26/3).

(Baca: Pemerintah Dorong Pengembangan Produk Kerajinan Warga Binaan Lapas)

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menambahkan, pameran ini merupakan ketujuh kalinya dilakukan. Pameran ini merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Hal ini dilakukan guna menghadirkan citra positif narapidana di Lapas. Toh, banyak produk kualitas ekspor yang dihasilkan narapidana.

Harapannya, masyarakat tidak melihat Lapas sebagai lembaga yang membelenggu kreativitas narapidana. “Justru Lapas berperan aktif membangun karakter dan keterampilan narapidana agar menjadi bekal di tengah masyarakat sebagai wirausaha baru,” kata Airlangga.

(Baca: Produk Hasil Warga Binaan Diharapkan Tembus Pasar Ekspor)

Sementara itu, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly mengatakan, saat ini instansinya tengah merevitalisasi kegiatan pembinaan kemandirian supaya lebih produktif. Sama seperti Airlangga, ia berharap pameran ini mengubah persepsi masyarakat terkait Lapas.

Selain itu, menurutnya pameran ini menjadi bukti pemerintah dalam menyiapkan masyarakat tangguh, memiliki keterampilan, produktif, dan berdaya saing global melalui pembinaan di Lapas.

(Baca: Wapres JK Buka Talent Fest dan Job Fair 2019)

Direktur Jenderal Pemasyarakatan Sri Puguh Budi Utami menambahkan, Pemasyarakatan mampu mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) potensial, terampil, berkualitas, dan berbudaya. Hal itu terbukti dari beragamnya hasil karya narapidana.

Oleh sebab itu, instansinya berkomitmen untuk terus mendorong agar karya tersebut diakui pasar nasional dan global. Selain itu, ia berharap strategi ini bisa menciptakan perusahaan Lapas moderen, profesional dan berorientasi profit. “Kami ingin menunjukkan tebal dan tingginya tembok bukan penghalang bagi WBP untuk tetap berkarya, mematahkan stigma negatif tentang Lapas dan WBP," ujarnya.

Pameran PUN 2019 merupakan rangkaian peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan ke-55 yang jatuh pada 27 April 2019. Terdapat beragam produk unggulan dari 33 Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kemenkumham seluruh Indonensia. Selain itu, diadakan juga pagelaran seni dan budaya, lomba lukis, lomba produk souvenir hotel, talkshow dan kuis interaktif agribisnis, dan penampilan musik.

Reporter: Rizka Gusti Anggraini