Pemerintah akan merealisasikan bantuan mesin baru senilai Rp 20 miliar kepada industri tekstil bulan April mendatang. Alat produksi baru ini akan menggantikan peralatan tua sehingga dapat menghasilkan produk dengan kuantitas dan berkualitas tinggi.
Sekertaris Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Rizal Tanzil Rakhman mengatakan hal tersebut sudah dikomunikasikan dengan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Rizal mengatakan bantuan ini akan menjadi pemicu bangkitnya industri tekstil.
"Ini demi industri nasional untuk punya kontribusi yang lebih besar dan kami mengapresiasi apa yang dilakukan pemerintah," kata dia saat dihubungi Katadata.co.id, Selasa (11/2).
(Baca: Asosiasi Tekstil: Wabah Corona Jadi Momentum Industri untuk Mandiri)
Rizal mengatakan bantuan dari Kemenperin itu akan dialokasikan pada industri hulu tekstil atau industri garmen lainnya. Dia juga menjelaskan revitalisasi mesin ini bisa jadi bukan yang terakhir dilakukan pemerintah. Apabila penyerapan alat tersebut maksimal, maka program revitalisasi ini akan diperpanjang.
“Soalnya ini bagian penting daya saing kita. Kalau mesinnya kurang (bagus) sulit bersaing dengan negara lain,” kata Rizal.
Pada akhir tahun lalu, API telah memperkirakan total biaya yang diperlukan guna merevitalisasi alat produksi mencapai Rp 175 triliun. Jika hal tersebut terwujud, maka kontribusi devisa industri TPT dalam negeri diharapkan meningkat 10 kali lipat dalam 12 tahun.
"Jadi nilai investasi Rp 175 triliun ini diperlukan dalam waktu tujuh tahun," ujar Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Harian API Anne Patricia Sutanto akhir 2019.
(Baca: Terancam Gulung Tikar, Pengusaha Tekstil Minta Pembatasan Impor Segera)