Berkah Perang Dagang Tiongkok, Indonesia Ekspor 11.904 Unit CCTV ke AS

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Kamera pengawas atau 'closed circuit television' (CCTV) terpasang di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (23/1/2020).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
14/2/2020, 12.42 WIB

Memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok beberapa bulan lalu membawa berkah bagi industri elektronik dalam negeri. Indonesia mengekspor 11.904 unit atau 1.488 set kamera pengintai (close circuit television/CCTV) ke AS guna memenuhi permintaan pasar. 

“Perang dagang membuat pasokan produk elektronik dari Tiongkok ke pasar Amerika Serikat berkurang,” kata Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian (Kemenperin) R. Janu Suryanto seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (14/2).

Ke depan, pihaknya akan terus mendorong industri elektronik di dalam negeri untuk memperluas pasar ekspor, selain ke Negeri Paman Sam.

(Baca: Kesepakatan Damai Dagang AS-Tiongkok Diteken, Ini Beberapa Poinnya)

Janu mengatakan, peningkatan nilai pengapalan produk manufaktur menjadi solusi cepat untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan sekaligus mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Langkah ini sejalan dengan program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0.

Pada 2019, ekspor produk industri pengolahan mencapai US$ 126,57 miliar atau menyumbang sebesar 75,5% terhadap total ekspor Indonesia sebesar US$ 167,53 miliar. Sedangkan, nilai ekspor kelompok produk komputer, barang elektronik, dan optik mencapai US$ 1,1 miliar, naik tipis dibandingkan 2018 sebesar US$ 1 miliar.

“Kami meyakini, nilai ekspor dari produk elektronik akan meningkat di tahun ini,” ujar Janu.

Optimisme tersebut dikarenakan potensi pasar elektronik masih terbuka lebar, termasuk ke negara nontradisional.

(Baca: Kena Sanksi AS, Penjualan Ponsel Huawei Justru Lampaui Apple pada 2019)

Sementara itu, produsen elektronik PT Adi Pratama Indonesia melihat potensi penjualan CCTV Camera sangat baik. "Hingga akhirnya kami mendapatkan pesanan  11.904 unit CCTV dari pembeli  Amerika Serikat," kata Direktur PT Adi Pratama Indonesia Raymond Tedjokusumo.

Dalam mendorong ekspor, perusahaan telah meningkatan kualitas dan standar produksi. Dengan demikian, produk tersebut dapat diterima di pasar AS.

Raymond menilai, sektor perindustrian di Indonesia berkembang cukup pesat. Terlebih lagi, pemerintah telah melakukan persiapan untuk menghadapi era industri 4.0, salah satunya dengan melakukan kegiatan digital dan teknologi.

(Baca: Faisal Basri: Kesepakatan AS-Tiongkok Tak Pengaruhi Neraca Dagang RI)

Ia pun berharap, para eksportir dapat diberikan fasilitas kemudahan impor bahan baku dengan baik. Dengan demikian, produksi bisa berjalan tepat waktu. Saat ini, Adi Pratama Indonesia melakukan impor barang material menggunakan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).

Setelah ekspor ke AS, perushaan juga mengincar beberapa negara tujuan ekspor lainnya, seperti Eropa, Turki, Iran, India, Brasil, dan Rusia.

Reporter: Rizky Alika