Harapan Bukit Asam untuk Dirut Holding BUMN Pertambangan yang Baru

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Wakil Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin di Istana Merdeka, Jakarta Pusat (25/10/2019). Salah satu anak usaha Holding BUMN Pertambangan, PT Bukit Asam, berharap pengganti Budi Gunadi Sadikin sebagai Direktur Utama Inalum memiliki komitmen tinggi untuk mengembangkan industri pertambangan nasional.
28/10/2019, 16.06 WIB

Pasca-dilantiknya Budi Gunadi Sadikin sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), posisi Direktur Utama holding pertambangan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) kosong.

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sebagai salah satu anak usaha holding BUMN pertambangan berharap, siapapun yang akan mengisi jabatan tersebut, harus memiliki komitmen untuk mengembangkan industri pertambangan.

Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin menginginkan posisi direktur utama holding tambang milik BUMN bisa diisi oleh orang yang mengerti industri pertambangan. Pasalnya, industri ini dinilai memiliki tantangan yang cukup berat.

"Tantangannya cukup besar, kami tidak boleh lagi menjual tanah air, bahan baku, tetapi juga melakukan industrialisasi, hilirisasi dari kekayaan alam," ujarnya saat ditemui usai paparan kinerja PTBA di Jakarta, Senin (28/10).

(Baca: Pemerintah Tunjuk Inalum Ambil Alih Saham Divestasi Vale)

Nilai tambah atau hilirisasi pada industri pertambangan sejalan dengan amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ditegaskan berulang kali. Arviyan juga memastikan Menteri BUMN Erick Thohir bisa menunjuk posisi tersebut sesuai dengan kapabilitasnya di industri pertambangan.

Apalagi dengan adanya Budi Gunadi sebagai Wakil Menteri BUMN akan membuat industri strategis ini semakin berkembang. "Dengan adanya Pak Erick dan Budi Gunadi sejalan dengan apa yang dilakukan Bu Rini (Mantan Menteri BUMN), tidak mungkin suatu kebijakan yang baik tidak diteruskan," kata dia.

Ia menambahkan holding pertambangan yang dibentuk sejak 2017 telah menguntungkan perusahaan yang berada dibawah naungannya, seperti Bukit Asam, PT Timah Tbk, serta PT Aneka Tambang atau Antam.

Ketiga perusahaan tersebut bisa saling bekerja sama dalam melakukan efesiensi, serta pengembangan sumber daya manusia. Misalnya, pengadaan bahan bakar yang bisa dilakukan bersama, sehingga biayanya bisa lebih murah.

(Baca: Bukit Asam Buka Peluang Akusisi Tambang Batu Bara)

Reporter: Fariha Sulmaihati