CDIA Oversubcribe 563 Kali, Ini yang Membuat CDIA Dilirik
PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDI Group) [IDX: CDIA] merupakan anak usaha dari PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan EGCO dari Thailand. Perusahaan mengelola portofolio aset strategis di sektor infrastruktur untuk mendukung tumbuhnya industri nasional dan regional.
Resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (9/7), CDIA mengalami kelebihan permintaan atau oversubscription hingga 563,64 kali. Sejak melantai, sahamnya pun langsung menyentuh batas atas kenaikan harga atau Auto-Reject Atas (ARA) dan meroket ke level Rp975 per lembar dari harga penawaran awal yaitu Rp190.
Apa yang membuat antusiasme pasar terhadap penawaran saham perdana CDIA ini begitu tinggi?
Beberapa faktor bisa menjadi pendorongnya. Dalam hal faktor pilar bisnis, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur industri secara end-to-end, CDIA menghadirkan solusi komprehensif di empat pilar bisnis lewat berbagai entitas anak atau asosiasi.
Pada Pilar Energi, CDI Group memiliki kepemilikan langsung di PT Krakatau Chandra Energi (KCE). Pilar ini menjadi yang paling dominan dengan menyumbang 89,84% pendapatan perusahaan pada 2024 atau senilai total US$91.861.353. Itu berasal dari penjualan daya listrik dan jasa listrik lainnya yang mencapai US$80.443.841, serta penjualan bahan bakar senilai US$11.417.512.
Pada Pilar Logistik, CDI Group memiliki kepemilikan mayoritas di PT Chandra Shipping International (CSI), PT Marina Indah Maritim (MIM) yang bergerak dalam pengoperasian vessel. Tak ketinggalan, melalui PT SCG Barito Logistic (SBL), CDIA juga menjalankan bisnis logistik darat. Sektor logistik ini berkontribusi US$5.621.873 atau 5,50% terhadap pendapatan total perusahaan di 2024.
Untuk Pilar Kepelabuhanan dan Penyimpanan, CDI Group memiliki PT Chandra Samudra Port (CSP) dan PT Redeco Petrolin Utama (RPU) sebagai anak perusahaan. Kontribusi pilar ini mencapai US$4.771.539 atau 4,66% dari total pendapatan perusahaan di 2024. Dari tiga pilar bisnis ini, perusahaan meraup pendapatan US$102.254.765 di 2024, melonjak tajam dari tahun sebelumnya yang mencapai US$75.765.791.
Faktor lainnya yang memicu daya tarik kuat CDIA adalah faktor mitra. Perusahaan saat ini memiliki mitra nasional dan regional yang strategis. Salah satu contohnya adalah Electricity Generating Public Company Limited (EGCO Group), perusahaan energi terkemuka di Thailand yang juga memiliki saham di CDI Group.
Ada pula Krakatau Steel Group dengan kepemilikan saham bersama pada aset strategis industri di bidang Air dan Energi. Grup konglomerasi kawakan, Salim Group, turut menjadi mitra joint venture (JV) dalam bisnis dermaga dan tangki. Selain itu, POSCO, produsen baja terbesar ke-6 di dunia asal Korea Selatan, menjadi mitra CDI Group dalam penyediaan listrik.
Keunggulan Kompetitif
Dalam hal keunggulan kompetitif, CDIA memiliki lima hal yang berkontribusi terhadap keberhasilan Grup dan membedakan Grup dari pesaing.
Pertama, penyedia infrastruktur terintegrasi dengan pertumbuhan tercepat. Kedua, arus kas stabil dengan kontrak jangka panjang yang terjamin dari off-taker bereputasi. Ketiga, potensi pertumbuhan jangka panjang dengan memanfaatkan perkembangan pasar. Keempat, dukungan dari mitra terpercaya. Kelima, manajemen berpengalaman dan berdedikasi.
Di masa depan, CDIA terus memperkuat pijakannya melalui sejumlah pengembangan strategis. Salah satunya adalah ekspansi armada kapal guna memperluas jangkauan layanan transportasi laut yang kompetitif dan berstandar tinggi. Langkah ini diharapkan dapat memperkokoh posisi CDIA sebagai mitra logistik maritim andal di kawasan.
Lebih jauh, CDIA juga tengah mengembangkan PT Chandra Samudra Port (CSP) sebagai entitas utama dalam pengelolaan infrastruktur kepelabuhanan dan fasilitas penyimpanan. Selain itu, kerja sama dengan PT Petrosea Infrastruktur Nusantara melalui pengembangan PT Chandra Tirta Karian (CTK) menjadi langkah nyata dalam menyediakan layanan air terpadu secara menyeluruh.
Dengan strategi berorientasi masa depan dan semangat kolaboratif, CDIA terus melangkah sebagai katalis pertumbuhan industri berkelanjutan di Indonesia dan Asia Tenggara.