INFOGRAFIK: Fore Jadi Jaringan Kopi Pertama di Bursa Efek

PT Fore Kopi Indonesia Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 14 April 2025. Perusahaan jaringan kedai kopi ini melakukan penawaran umum (IPO) sahamnya dengan menawarkan 1,88 miliar lembar pada harga Rp188 per lembar saham. Harga saham Fore melonjak 34% di hari pertama diperdagangkan. 

Komisaris Utama Fore Coffee Wilson Cuaca mengatakan, Fore tidak terdampak oleh ketegangan perang dagang. Menurutnya, perusahaan perlu tetap percaya diri di tengah gejolak pasar. “Visi Fore Kopi Indonesia adalah membuat Indonesia bangga,” kata Wilson di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 14 April.

Dalam prospektus, Fore menargetkan dana IPO sebesar Rp353,44 miliar. Dari dana tersebut, perusahaan akan menggunakan 77,8% atau Rp275 miliar untuk membuka 140 outlet baru, dan Rp60 miliar atau 17% akan dialokasikan ke PT Cipta Favorit Indonesia selaku anak usahanya untuk membuka 30 outlet baru hingga 2027. 

Sisa dana IPO yang sebesar Rp18,44 miliar atau 5,2% akan digunakan sebagai modal kerja perseroan. Namun, modal kerja ini tidak terbatas pada pembelian bahan baku seperti biji kopi, gula/sirup, susu dan bubuk minuman serta bahan kemasan. Melainkan juga dengan biaya sewa outlet dan biaya utilitas lainnya.

Kinerja keuangan Fore dalam tiga tahun terakhir juga terbilang membaik setelah dihantam pandemi. Pada 2021, penjualan bersih Fore adalah sebesar Rp107,4 miliar dan naik 275% menjadi Rp604,8 miliar pada September 2024. Asetnya juga naik 577,5% dari Rp107,4 miliar pada 2021, menjadi Rp727,4 miliar pada September tahun lalu.

Fore diketahui mencatatkan rugi bersih pada 2021 dan 2022, perusahaan jaringan kedai kopi itu baru kembali mencatatkan laba bersih pada 2023 dengan Rp1,3 miliar dan naik menjadi Rp41,4 miliar pada Kuartal III tahun 2024.