Ikan, Solusi Gizi Buruk Indonesia
Gizi buruk masih menjadi permasalahan sosial di Indonesia. Riset Kesehatan Dasar yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan terjadi kenaikan angka balita yang menderita gizi buruk pada 2013 menjadi 5,7 persen dari sebelumnya 4,9 persen pada 2010. Selain itu juga terjadi kenaikan angka balita dengan tinggi kurang atau stunting dari 17,19 persen pada 2010 menjadi 19,2 persen pada 2013.
Untuk mengatasi gizi buruk tersebut, ikan bisa menjadi solusinya karena memiliki empat keunggulan. Pertama, ikan memiliki kandungan gizi tinggi, seperti protein, vitamin, dan mineral yang baik untuk kesehatan. Kedua, ikan kaya lemak esensial omega 3 yang bermanfaat menjaga kolesterol dan jantung. Omega 3 pada ikan bahkan lebih tinggi dibanding ayam dan sapi.
Ketiga, jenis ikan yang sering dikonsumsi masyarakat harganya lebih murah dibanding daging ayam maupun sapi. Keempat, sebagai surga perikanan dunia, produksi perikanan Indonesia melimpah dan terus meningkat. Kondisi ini menunjang untuk menjadikan ikan sebagai sumber pangan nasional.
Ikan sebagai solusi mengatasi masalah gizi juga terus dikampanyekan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui gerakan makan ikan (Gemarikan). Gerakan ini berupaya membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya makan ikan melalui berbagai kegiatan promosi di daerah dan kemitraan dengan berbagai lembaga masyarakat.