IP Expo Indonesia 2025 Ungkap Potensi Lisensi IP untuk Bisnis Indonesia


GDP Venture dan dentsu Indonesia meluncurkan IP Expo Indonesia 2025, mengusung tema “The Power of IPs: Connecting Businesses, Unlocking Infinite Possibilities.”
Pameran ini menjadi ajang berbagi pengetahuan kepada bisnis Indonesia tentang cara memanfaatkan lisensi kekayaan intelektual atau intellectual property (IP).
Acara yang akan berlangsung pada 21-22 Januari 2025 di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta ini akan menampilkan tren terbaru di industri seperti gaming IPs, lisensi IP, dan kolaborasi lintas industri yang dapat berdampak positif pada pertumbuhan sektor ekonomi kreatif dan teknologi di Indonesia.
IP Expo Indonesia 2025 merupakan pameran IP pertama di Indonesia yang berfokus pada lisensi IP. Pameran ini dirancang untuk mempertemukan para pemimpin industri, pemiliki merek dan IP, serta pemangku kepentingan dari berbagai sektor.
Beberapa pemilik IP ternama yang meramaikan pameran ini adalah Agate, Funbox, Moonton, Visinema, dan lainnya. Ada juga Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha, danVisual Artist Muchlis Fachri.
Chief Business Officer GDP Venture Danny Oei Wirianto mengatakan, IP berperan penting membangun relevansi merk terhadap audiensnya. Melalui pameran ini, Danny berharap semakin banyak bisnis dapat memahami potensi IP dalam strategi mereka.
“IP mampu melampaui batas geografis dan menjadi bagian dari budaya yang lebih luas. Dengan strategi yang tepat, IP dapat menciptakan koneksi yang kuat, memperkaya pengalaman pelanggan, dan membuka peluang baru di berbagai sektor industri,” ujar Danny.
Country CEO dentsu Indonesia Elvira Jakub berujar, acara ini adalah salah satu bentuk komitmen dentsu untuk memajukan industri pemasaran Indonesia setelah hadir selama 50 tahun. Menurutnya, inovasi adalah landasan kemajuan dalam lanskap pemasaran yang dinamis dan terus berkembang.
“Dengan mendorong kolaborasi antar industri, pemilik brand, dan pemangku kepentingan, kami berharap acara ini menginspirasi ide-ide baru, kreativitas, dan strategi pemasaran inovatif di era budaya tanpa batas ini,” ungkap Elvira.