Rupiah Berpotensi Menguat Didorong Efek Tarif Trump hingga Pernyataan The Fed


Nilai tukar rupiah diproyeksikan akan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini. Sejumlah analis menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan tersebut, termasuk pelemahan dolar AS akibat ketidakpastian menjelang penerapan tarif baru oleh Presiden Donald Trump.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, memperkirakan rupiah akan menguat seiring melemahnya dolar AS. “Rupiah diperkirakan menguat terhadap dolar AS yang melemah oleh kekhawatiran ketidakpastian menjelang deadline tarif pada 1 Agustus 2025,” kata Lukman kepada Katadata.co.id, Rabu (23/7).
Lukman memproyeksikan rupiah pada hari ini akan berada di level Rp 16.250 per dolar AS hingga Rp 16.400 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah dibuka menguat pada level Rp 16.276 per dolar AS. Level ini naik 43 poin atau 0,26% dari penutupan sebelumnya.
Sementara itu, Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, juga memperkirakan penguatan rupiah, meski tidak terlalu besar. “Harapannya terdepresiasi tipis ke level Rp 16.275 per dolar AS hingga Rp 16.375 per dolar AS,” kata Fikri.
Fikri menambahkan, pergerakan rupiah hari ini juga akan dipengaruhi oleh pernyataan Ketua Bank Sentral AS, Jerome Powell. Powell semalam menegaskan komitmen The Fed untuk menjaga likuiditas perbankan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, pernyataan dari Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, turut menjadi sorotan pasar. "Komentar Scott Bessent mengenai independensi The Fed juga akan mempengaruhi sentimen terhadap dolar AS dan berdampak pada rupiah," ujar Fikri.