Israel Tambah Anggaran Rp 203,7 Triliun untuk Perang Lawan Iran dan Gaza

Ferrika Lukmana Sari
18 Juli 2025, 14:10
Israel
Freepik.com
Perang Iran Israel
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintah Israel akan menambah anggaran pertahanan sebesar NIS 42 miliar atau sekitar Rp 203,7 triliun (setara US$ 12,5 miliar) pada 2025 dan 2026. Nilai itu menggunakan kurs Rp 16.300 per dolar AS.

Kementerian Keuangan dan Kementerian Pertahanan Israel menyatakan keputusan ini diambil menyusul konflik bersenjata yang terus berlangsung dan meningkatnya ancaman keamanan.

“Penambahan anggaran ini memungkinkan Kementerian Pertahanan segera menandatangani kontrak pengadaan alat utama sistem persenjataan yang sangat dibutuhkan untuk keamanan nasional,” demikian pernyataan kedua kementerian, dikutip dari The Times of Israel, Kamis (17/7).

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, menyebut anggaran tambahan ini mencakup seluruh kebutuhan operasi militer di Gaza, serta persiapan keamanan menyeluruh menghadapi ancaman dari selatan, utara, maupun kawasan lainnya.

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya, Israel terlibat konflik terbuka dengan kelompok-kelompok yang didukung Iran, termasuk Hezbollah di Lebanon dan Houthi di Yaman. Situasi ini juga menyeret Israel dalam konflik di Suriah.

Dalam 21 bulan terakhir, sistem pertahanan rudal Israel bekerja hampir setiap hari menghadapi serangan dari Hamas, Hezbollah, Houthi, hingga Iran.

Saat ini, anggaran tahunan pertahanan Israel mencapai NIS 110 miliar atau sekitar Rp 531 triliun (US$ 32,7 miliar), setara 9% dari total PDB mereka. Sementara total anggaran negara pada 2025 sebesar NIS 756 miliar atau sekitar Rp 3.651 triliun (US$ 224,8 miliar).

Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Israel Amir Baram mengatakan anggaran tambahan ini memungkinkan pemenuhan stok senjata dan amunisi, sekaligus mendukung operasi militer yang masih berlangsung.

“Anggaran ini juga akan mendukung program pengembangan sistem persenjataan agar IDF (Angkatan Bersenjata Israel) tetap memiliki keunggulan teknologi di masa depan,” kata Baram.

Menghadapi Berbagai Skenario Ancaman

Menteri Pertahanan Israel Israel Katz menegaskan perlunya persiapan menghadapi berbagai skenario ancaman. “Musuh-musuh kami secara terbuka menyatakan ingin menghancurkan kami. Untuk itu, kami harus memiliki keunggulan militer, teknologi, dan operasional penuh,” ujarnya.

Sebagai bagian dari penguatan militer, Israel meneken kontrak percepatan produksi sistem pencegat rudal Arrow dengan Israel Aerospace Industries (IAI). Sistem Arrow 2 dan Arrow 3, hasil kerja sama Israel-AS, banyak digunakan dalam konflik terbaru dengan Iran dan serangan Houthi dari Yaman.

“Mempercepat produksi Arrow dan sistem penting lainnya menjadi strategi utama kami untuk memperluas kapasitas produksi dan meningkatkan kesiapan operasional,” kata Baram.

Selain itu, Israel juga menandatangani kontrak senilai US$ 20 juta atau sekitar Rp 326 miliar dengan Israel Weapon Industries (IWI) untuk pengadaan senapan mesin canggih bagi pasukan darat IDF.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...