Trump Pangkas Tarif Impor RI Jadi 19%, Bisakah Rupiah Menguat?


Keputusan Presiden AS Donald Trump menurunkan tarif impor produk Indonesia dari 32% menjadi 19% memunculkan harapan bagi penguatan rupiah di pasar keuangan hari ini.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana menilai, pengumuman tarif ini memberi sentimen positif yang dapat mendorong arus modal asing masuk atau capital inflow ke Indonesia dan menopang rupiah.
“Dengan tarif 19%, ada harapan pertumbuhan ekonomi dan capital inflow hari ini, sehingga rupiah diharapkan bisa menguat ke Rp16.150 – Rp16.250 per dolar AS,” kata Fikri kepada Katadata.co.id, Rabu (16/7).
Menurut Fikri, kuatnya minat investor di lelang Surat Utang Negara (SUN) kemarin tercermin dari total incoming bids yang tembus lebih dari Rp100 triliun. Hal ini menjadi sinyal bahwa risk appetite investor terhadap Indonesia masih cukup baik.
“Penantian keputusan suku bunga BI hari ini juga jadi sentimen positif. Kalau pun BI tidak memangkas bunga, harapannya ada pelonggaran makroprudensial lain,” ujarnya.
Dia menilai kesepakatan tarif Trump ini menjadi pilihan terbaik untuk sementara. Pasalnya, kesepakatan ini membuka peluang bagi Indonesia memperluas pasar ekspor sekaligus menarik investasi langsung asing (FDI) dari AS.
Berdasarkan data Bloomberg, Rabu pukul 07.46 WIB, rupiah tercatat di level Rp16.266 per dolar AS. Nilai ini melemah 16,5 poin atau 0,10% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Tekanan Dolar Masih Batasi Penguatan Rupiah
Sementara itu, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan pelemahan rupiah akan terbatas di tengah tekanan penguatan dolar AS yang mendapat dukungan dari rilis inflasi AS semalam.
“Rupiah masih berpotensi melemah karena dolar AS menguat tajam usai data inflasi AS. Tapi pelemahan rupiah bisa terbatas karena adanya sentimen positif dari penurunan tarif 19% ini,” kata Lukman.
Lukman memproyeksikan pergerakan rupiah berada di kisaran Rp16.200 – Rp16.350 per dolar AS pada hari ini.
Terkait keputusan suku bunga BI, Lukman menilai dampaknya terhadap rupiah akan bergantung pada respon investor. Jika BI memangkas bunga, hal itu bisa mendukung ekonomi domestik, tetapi juga menyempitkan selisih suku bunga dengan The Fed yang prospek pemangkasan sukunya justru kian mengecil setelah inflasi AS naik.
“Hal ini bisa membuat daya tarik rupiah jadi kurang menarik di mata investor,” kata Lukman.
Trump Klaim RI Sepakat Borong Migas AS dan Boeing
Sebelumnya, Trump mengumumkan kesepakatan dagang dengan Indonesia. Dalam kesepakatan itu, AS akan mengenakan tarif 19% untuk produk Indonesia dan mendapat akses penuh ke pasar Indonesia.
Trump juga mengklaim Indonesia setuju membeli US$15 miliar produk migas, US$4,5 miliar produk pertanian dan 50 pesawat Boeing.
“Mereka akan membayar 19%, dan kami tidak akan membayar apa-apa. Kami mendapatkan akses penuh ke pasar Indonesia, dan ada beberapa kesepakatan serupa yang akan segera diumumkan,” kata Trump di Washington, Rabu (16/7).
Menanggapi hal itu, Deputi Menko Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyatakan Indonesia tengah menyiapkan pernyataan bersama dengan pemerintah AS terkait detail kesepakatan tersebut.
“Kami sedang menyiapkan pernyataan bersama Indonesia-AS yang akan menjelaskan besaran tarif, pengaturan non-tarif, dan kesepakatan dagang lainnya. Akan segera kami informasikan,” ujarnya.