Sri Mulyani Ingatkan Danantara: Investasi Harus untuk Kepentingan Publik


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara agar mengarahkan investasi untuk kepentingan publik. Terlebih saat ini, Danantara sudah mengelola dividen Badan Usaha Milik Negara alias BUMN, sehingga tidak lagi masuk kas negara.
“Investasi Danantara harus tetap berakar pada kepentingan publik,” tulis Sri Mulyani melalui akun Instagram pribadi @smindrawati, Kamis (10/7).
Pernyataan itu ia sampaikan usai bertemu CIO Danantara Pandu Sjahrir pada Rabu (9/7). Dalam pertemuan ini, Sri Mulyani membahas strategi investasi jangka panjang.
Bendahara Negara itu juga membahas visi Danantara untuk menciptakan lapangan kerja. Hal ini dapat dilakukan melalui proses bisnis di BUMN.
Dalam pertemuan ini, berbagai isu krusial di sektor energi dan mineral menjadi topik perbincangan. Sri Mulyani menegaskan fokus kebijakan diarahkan pada pentingnya melakukan reinvestasi di beberapa komoditas strategis sebagai bagian dari komitmen pembangunan jangka panjang.
“Dengan komitmen dan tata kelola yang baik, pertemuan ini menjadi langkah penting menuju pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel dan pro-investasi,” ujar Sri Mulyani.
Danantara Dapat Kucuran Dividen Jumbo
Danantara Indonesia mendapatkan kucuran dividen jumbo dari BUMN. Chief Operating Officer (COO) Dony Oskaria mengatakan Danantara mengantongi dividen hingga Rp 150 triliun.
“Tentu saja dividen itu setoran dari seluruh BUMN dan kemudian kami akan jadikan investasi,” kata Dony dalam acara IKA Fikom Unpad Executive Breakfast Meeting Kuartal Pertama Danantara, di Hutan Kota, Plataran, Jakarta, bulan lalu (18/6).
Dony menjelaskan kenaikan dividen yang diterima Danantara tahun ini hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Kementerian BUMN mengantongi Rp 85,5 triliun dari seluruh BUMN tahun lalu.
Salah satu penyumbang kenaikan dividen yakni tingginya laba BUMN. Danantara mencatat total laba BUMN untuk tahun buku 2024 mencapai Rp 307 triliun.
Sebagian dari laba tersebut dialokasikan untuk program penataan BUMN, sementara sisanya dibagikan dalam bentuk dividen. Selain itu, Danantara kini mengelola dua superholding yaitu Danantara Asset Management untuk BUMN dan Danantara Investment Management untuk investasi.