Rupiah Tertekan Usai Trump Kenakan Tarif 32%, Bisa Tembus Rp 16.300 per Dolar AS


Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (9/7). Tekanan datang setelah Presiden AS Donald Trump resmi menetapkan tarif 32% untuk seluruh produk asal Indonesia yang masuk ke AS, mulai 1 Agustus 2025.
Analis pasar mata uang Ariston Tjendra menilai keputusan tersebut masih menjadi sentimen negatif bagi pelaku pasar. Terlebih, muncul kabar bahwa Indonesia gagal bernegosiasi untuk menurunkan tarif tersebut.
“Situasi ini bisa memberikan tekanan ke rupiah hari ini,” kata Ariston kepada Katadata.co.id, Rabu (9/7).
Ia menjelaskan, tarif yang tinggi dapat memberikan tekanan pada sejumlah industri di dalam negeri, terutama sektor padat karya, yang ujungnya berpotensi mengganggu perekonomian nasional.
“Hari ini, potensi pelemahan kembali ke arah Rp16.300 per dolar AS, dengan support di kisaran Rp16.200,” ujarnya.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka melemah di level Rp16.249 per dolar AS, turun 44 poin atau 0,27% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Perang Dagang Memanas, Sentimen Negatif Berlanjut
Senada dengan Ariston, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong juga memperkirakan rupiah akan kembali melemah terhadap dolar AS. Menurutnya, tensi perang dagang global kembali meningkat, terutama menjelang tenggat waktu pemberlakuan tarif resiprokal oleh AS.
“Rupiah akan melemah karena naiknya tensi perang dagang menjelang tenggat waktu tarif resiprokal,” ujar Lukman.
Ia menambahkan, ancaman tarif Trump pada komoditas tembaga dan produk farmasi turut memperburuk sentimen pasar terhadap aset berisiko, termasuk rupiah.
“Rupiah akan berada pada rentang Rp16.200 hingga Rp16.300 per dolar AS,” ujar Lukman.